CAPITAL BUDGETING

Tujuan Pembelajaran:
-       - Siswa dapat memahami mengenai capital budgeting dan konsep dasarnya

-       - Siswa dapat menerapkan perhitungan mengenai capital budgeting


Capital Budgeting
Ilustrasi Kasus 1
Sebuah perusahaan jasa angkutan barang bernama PT ADIKARGO selama ini telah mengoperasikan sebanyak 20 truk ukuran sedang dengan tenaga 4.000 cc yang dioperasikan sejak 5 tahun yang lalu dengan nilai investasi rata-rata Rp 5 milyar. Melihat permintaan layanan jasa angkutan barang yang dilayaninya selama ini berjalan lancar, maka dua tahun yang lalu pemilik perusahaan memutuskan untuk meningkatkan kapasitas layanannya dengan menambah armada angkutnya sebanyak 10 buah truk berukuran besar dengan tenaga 6.500 cc dengan nilai investasi sebesar Rp 4,72 milyar. Pemilik berharap dengan penambahan jumlah armada  dari  20  buah  menjadi  30 buah dengan menghadirkan 10 armada truk berkapasitas  angkut  yang besar, pendapatan perusahaan akan meningkat tajam yang berasal dari meningkatnya kapasitas perusahaan dalam memberikan layanan jasa angkutan barang.
Ketika perusahaan masih beroperasi dengan 20 truk berukuran sedang, pendapatan perusahaan mencapai rata-rata Rp 1,35 milyar per tahun. Dalam dua tahun terakhir pendaptan perusahaan meningkat menjadi rata-rata Rp1,75 milyar per tahun. Namun demikian pemilik perusahaan mengeluhkan peningkatan pendapatan yang dicapai dalam dua tahun terakhir tersebut ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Memang benar, secara absolut  pendapatan perusahaan meningkat tetapi ketika diukur menggunakan indikator tingkat pengembalian investasi (retun on investment) ternyata capaian pendapatan tersebut justru menurun. Dengan pendapatan sebesar Rp 1,35 milyar per tahun, tingkat pengembalian investasi perusahaan adalah 27%. Sementara dengan pendapatan sebesar Rp 1,75 milyar yang dicapai dengan mengoperasikan 30 armada tingkat pengembalian investasi perusahaan ternyata hanya sebesar 18%. Dengan demikian terjadi penurunan profitabilitas perusahaan.
Ilustrasi Kasus 2
Seorang wirausaha bernama Tuan Sutan Bahari dengan dana sebesar Rp 500 juta telah memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang jasa klinik kesehatan. Dalam perjalanannya wirausahawan tersebut merasa puas dan senang karena usaha kliniknya mampu memberikan pendapatan rata-rata Rp 75 juta per tahun. Dengan pendapatan tersebut berarti tingkat pengembalian investasi atau tingkat pendapatan dari usaha klinik kesehatan tersebut adalah 15% per tahun. Namun demikian, di samping usaha klinik kesehatan tersebut sebenarnya ada alternatif usaha lainnya yang bisa dilakukan dengan modal awal sebesar tersebut di atas dengan risiko yang relatif sama yaitu usaha jasa salon kecantikan. Usaha salon kecantikan tersebut bahkan ternyata mampu memberikan tingkat pendapatan atau tingkat pengembalian rata-rata sebesar 20% per tahun.
Penjelasan Kasus 1
Pada kasus yang dialami oleh PT ADIKARGO berawal dari keputusan perusahaan untuk menambah armada sebanyak 10 truk berukuran besar yang diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Dengan penambahan 10 truk berukuran besar tersebut menyebabkan kapasitas terlalu besar (over capacity) sehingga yang terjadi adalah banyaknya kapasitas menganggur dengan biaya operasional yang lebih besar karena penambahan armada cukup dengan jenis truk yang berukuran sedang saja. Keputusan penambahan armada dengan truk yang tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut justru menimbulkan inefisiensi yang merongrong profitabilitas perusahaan dan pada akhirnya upaya peningkatkan nilai perusahaan menjadi tidak optimal. Hal ini terjadi disebabkan karena PT ADIKARGO tidak dapat melakukan perencanaan dan analisis dengan cermat dalam memutuskan penambahan armada yang melibatkan jumlah investasi yang bernilai besar.
Penjelasan Kasus 2
Pada kasus yang dialami oleh Tuan Sutan Bahari adalah kurang cermat dalam memilih sasaran investasi. Dimana Tuan Sutan Bahari merasa puas dengan hasil yang diperoleh dari usaha yang dipilihnya. Padahal jika ia lebih cermat dalam memilih jenis usaha sebagai pilihan investasinya dengan menjalankan usaha jasa salon kecantikan maka dia bisa memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari 15% menjadi 20% per tahun. Secara ekonomis Tuan Sutan Bahari mengalami rugi sebesar 5% karena ia memilih memperoleh pendapatan 15% dan mengorbankan pendapatan sebesar 20% pertahun.
Kesimpulan Kasus
Dari kedua ilustrasi tersebut memberikan gambaran mengenai kekurangcermatan dalam memilih sasaran investasi sehingga menimbulkan kesalahan yang nantinya berakibat pada tidak optimalnya hasil yang diperoleh dari investasi tersebut bahkan menimbulkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan. Tentunya hal tersebut juga mempengaruhi profitabilitas perusahaan itu sendiri. Gambaran kasus tersebut memberikan petunjuk mengenai pentingnya perencanaan yang akurat yang didasarkan kepada analisis yang cermat dalam merencanakan suatu investasi jangka panjang khususnya ke dalam aset tetap. Oleh karena itu manajemen perlu mengetahui satu konsep penting berkaitan dengan pengambilan keputusan investasi jangka panjang yaitu penganggaran modal (capital budgeting)
1.    Pengertian Penganggaran Modal
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut lebih dari satu tahun (Tuhardjo; 1991). Penganggaran Modal (Capital Budgeting) adalah kegiatan perencanaan yang mencakup estimasi, analisis, dan evaluasi terhadap proyek investasi jangka panjang dengan tujuan menghasilkan keputusan investasi jangka panjang yang paling menguntungkan bagi perusahaan (Bambang Sugeng; 2017). Jadi dapat disimpulkan bahwa penganggaran modal (Capital Budgeting) merupakan keseluruhan kegiatan perencanaan mengenai proyek investasi jangka panjang, dimana proyek tersebut dianggap paling menguntungkan bagi perusahaan.

2.    Arti Penting Penganggaran Modal
Umumnya penganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena beberapa alasan, yaitu:
1.      Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
2.      Investasi ke dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang.
3.      Pengeluaran dana untuk keperluan barang modal biasanya meliputi jumlah yang besar.
4.      Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan besar.

3.    Langkah-langkah Penganggaran Modal
Sebagai suatu upaya perencanaan dalam rangka membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang, pelaksanaan proses penganggaran modal mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Menentukan umur ekonomis obyek atau proyek investasi
Ketika perusahaan berencana untuk berinvestasi pada aset tetap maka umumnya perusahaan memiliki dua jenis umur pemakaian, yaitu umur ekonomis dan umur teknis. Umur ekonomis adalah umur atau jangka waktu kemampuan dari suatu aset tetap untuk digunakan atau dioperasikan yang secara ekonomis dianggap menguntungkan, artinya manfaat ekonomis yang diperoleh dari pengoperasian aset tetap yang bersangkutan dianggap lebih besar sedemikian rupa dari biaya pengoperasiaannya sehingga dianggap menguntungkan.
Sedangkan umur teknis adalah umur atau jangka waktu kemampuan dari suatu aset tetap untuk secara teknis dapat digunakan terlepas apakah masih dianggap menguntungkan secara ekonomis atau tidak, artinya bisa saja suatu aset tetap masih tetap bisa dioperasikan walaupun sudah tua usianya tetapi karena membutuhkan biaya perawatan yang semakin besar terkait dengan usianya maka dianggap tidak menguntungkan. Umumnya umur ekonomis lebih pendek daripada umur teknisnya.
Sebagai contoh penetapan umur ekonomis terhadap proyek investasi ke dalam fasilitas produksi pesawat televisi yang akan dilakukan oleh PT RAJAWALI INDAH dimisalkan umur ekonomis dari proyek investasi tersebut adalah 10 tahun. Dengan kata lain penerimaan operasional yang dihasilkan dari proyek investasi pembuatan pesawat televisi tersebut dianggap lebih besar sedemikian rupa dari biaya operasional yang dikeluarkan sehingga dianggap menguntungkan. Pada tahun ke-11 dan selanjutnya proyek investasi pembuatan pesawat televisi tersebut dianggap sudah tidak atau kurang menguntungkan lagi.
b)     Membuat estimasi arus kas dari proyek investasi
Persoalan yang paling mendasar dalam perencanaan investasi jangka panjang atau dalam penganggaran modal adalah mengenai arus kas. Dimana ada dua jenis arus kas yang harus diestimasikan dan dianalisis dalam perencanaan investasi jangka panjang yaitu arus kas keluar dan arus kas masuk bersih.
Ø  Arus kas keluar
Dalam perencanaan investasi jangka panjang yang dimaksud dengan arus kas keluar adalah pengeluaran investasi yaitu kas atau dana yang dikeluarkan untuk membiayai investasi. Pengeluaran investasi mencakup pengeluaran investasi awal atau disebut sebagai initial outlay dan pengeluaran investasi berjalan atau yang disebut sebagai on-going outlay.
a)      Pengeluaran investasi awal (initial outlay) mencakup semua pengeluaran atau pembiayaan yang diperlukan sehingga proyek investasi siap dioperasikan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Contoh pengeluaran investasi awal misalnya pengeluaran untuk membangun pabrik, membeli kendaraan, membeli mesin dan peralatan atau aset tetap lainnya sampai dengan aset tetap tersebut siap dioperasikan.
b)      Pengeluaran investasi berjalan (on-going outlay) merupakan bagian dari pengeluaran investasi yang dilakukan ketika proyek investasi sudah beroperasi. Sebagai contoh pengeluaran untuk melengkapi bagian-bagian dari pabrik, kendaraan, mesin atau pengeluaran untuk menambah atau mengganti bagian-bagian tertentu dari proyek investasi yang sudah berjalan atau beroperasi den tujuan agar kinerja proyek investasi menjadi lebih produktif.
Ø  Arus kas masuk
Arus kas masuk dari suatu proyek investasi mencakup seluruh penerimaan per kas yang dihasilkan oleh proyek investasi yang bersangkutan. Arus kas masuk ini terdiri dari arus kas masuk bersih dan nilai sisa dari proyek investasi di akhir umur ekonomisnya jika ada.
1.      Arus kas masuk bersih (net cash inflow) atau dalam konteks penganggaran modal lebih dikenal dengan sebutan “proceeds” adalah pendapatan bersih setelah pajak yang  dihasilkan dari proyek investasi. Istilah pendapatan bersih  di sini berasal dari pendapatan kotor atau penghasilan kotor dikurangi biaya-biaya per kas. Istilah biaya per kas adalah semua biaya yang timbul melalui pembayaran kas, sedangkan biaya-biaya yang terjadi tetapi tidak  menimbulkan pengeluaran kas tidak termasuk di dalamnya. Contoh dari biaya yang tidak perlu mengeluarkan kas adalah biaya penyusutan asset tetap berwujud dan biaya amortisasi asset tetap tak berwujud. Oleh karena itu, ketika menghitung atau menentukan besarnya biaya per kas, biaya penyusutan harus dikeluarkan.
Cara lain untuk menentukan besarnya arus kas masuk bersih ialah berbasis laporan laba rugi dengan cara sebagai berikut:
Pada rumus yang kedua tersebut biaya penyusutan ditambahkan, alasannya karena biaya penyusutan merupakan komponen biaya akrual sementara untuk menjadi arus kas masuk bersih, pendapatan hanya dikurangi dengan biaya per kas saja. Atas dasar ini ketika arus kas masuk bersih dihitung berdasarkan laba akrual maka biaya penyusutan yang tadinya bersifat mengurangi pendapatan maka sekarang harus ditambahkan kembali.
2.      Nilai sisa proyek investasi (salvage value) merupakan unsur arus kas masuk yang kedua dari proyek investasi. Biasanya di akhir umur ekonomisnya, suatu asset tetap atau proyek investasi ada yang masih memiliki nilai sisa atau nilai residu. Nilai sisa merupakan nilai jual dari asset tetap ketika sudah habis umur ekonomisnya. Jika nilai residu tersebut diperkirakan bisa direalisasikan dalam bentuk kas maka nilai residu tersebut menambah arus kas masuk bersih yang diterima di tahun atau periode terakhir dari umur ekonomis asset tetap atau proyek investasi.
c)      Menentukan tingkat diskonto (discounting rate)
Tingkat diskonto (discounting rate) digunakan untuk menentukan nilai sekarang (present value) dari arus kas proyek investasi karena sesuai dengan prinsip nilai sekarang (present value) bahwa dengan nilai nominal yang sama maka uang yang diterima sekarang lebih berharga dibanding dengan uang yang diterima di masa yang akan datang. Pada dasarnya tingkat diskonto ini adalah tingkat pengembalian atau tingkat pendapatan yang diharapkan dari proyek investasi.
d)     Menentukan dan menerapkan teknik evaluasi proyek investasi dan sekaligus mengambil kesimpulan
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah proyek investasi yang sedang direncanakan tersebut menguntungkan atau tidak jika terdapat beberapa alternatif proyek investasi. Contoh ada proyek investasi A,B,C maka tujuannya teknik evaluasi ini adalah menentukan proyek mana yang lebih menguntungkan diantara ketiganya.



4.    Teknik-teknik Penganggaran Modal
a)      Teknik Payback Period
Payback period berarti periode pengembalian, artinya teknik ini menilai apakah suatu proyek investasi menguntungkan atau tidak menguntungkan dilihat dari jangka waktu yang diperlukan oleh proyek investasi tersebut untuk kembali modal atau kembali dana investasi berdasarkan arus kas masuk bersih yang dihasilkan (Bambang Sugeng, 2017). Berdasarkan teknik ini, semakin cepat atau semakin pendek jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali modal atau dana yang digunakan untuk membiayai investasi (initial outlay) maka semakin menguntungkan proyek investasi yang bersangkutan. Sebaliknya semakin lama atau panjang waktu yang diperlukan untuk menutup kembali dana atau pengeluaran investasi maka semakin tidak menguntungkan proyek investasi yang bersangkutan.
Cepat lambatnya kemampuan suatu proyek investasi menutup kembali dana yang diinvestasikan bergantung kepada besar kecilnya arus kas masuk yang dihasilkan setiap periode dari proyek investasi tersebut. Semakin besar arus kas masuk maka semakin cepat periode pengembaliannya, sebaliknya semakin kecil arus kas masuk semakin lama dana investasi kembali. Teknik payback period ini dapat diterapkan dengan berbasis nilai sekarang (present value) maupun dengan tidak berbasis nilai sekarang.
Evaluasi terhadap proyek investasi menggunakan teknik payback period dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1)      Menentukan payback period (periode pengembalian) pengeluaran investasi (initial outlay) berdasarkan arus kas masuk bersih.
2)      Mengambil kesimpulan dengan membandingkan payback period yang dihasilkan dari perhitungan dengan payback period yang ditetapkan oleh manajemen.
Adapun kriteria pengambilan kesimpulan yaitu jika payback period yang diasilkan dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan yang ditetapkan oleh manajemen maka proyek/rencana investasi dapat dikatakan menguntungkan sehingga bisa dilaksanakan. Sebaliknya jika payback period yang dihasilkan lebih besar atau lebih lama dibanding payback period yang ditetapkan maka proyek investasi dianggap merugikan. Evaluasi proyek investasi PT RAJAWALI INDAH dengan menggunakan teknik payback period dilakukan sebagai berikut.
·         Payback Period tidak Berbasis Nilai Sekarang
1)      Menggunakan skema arus kas masuk bersih yang tidak sama setiap periode.
Cara mencari payback period jika menggunakan skema arus kas masuk yang tidak sama setiap periode maka perlu menggunakan tabel payback period. Tabel payback period untuk arus kas masuk bersih dapat dilihat di bawah ini.
Tabel Payback Period untuk Arus
Kas Masuk Tidak Sama (Rp. juta)
Tahun
Arus Kas
Saldo initial outlay setelah ditutup dengan proceeds
0
Initial outlay
(5.000)
1
1000
(4.000)
2
1200
(1.400)
3
1400
0
4
1600
-
5
1500
-
6
1100
-
7
1000
-
8
800
-
9
800
-
10
700
-
Tabel 1 (Sumber: Bambang Sugeng, 2017:180)
Berdasarkan perhitungan pada tabel tersebut, pengeluaran investasi (initial outlay) tertutup pada tahun ke-4. Namun demikian pada tahun ke-4 tersebut tidak sampai menunggu akhir tahun untuk bisa menutup secara penuhpengeluaran investasi pada tahun ke-4 anya diperlukan arus kas masuk (proceeds) sebesar Rp 1,4 milyar untuk menutup penuh pengeluaran investasi, sementara arus kas yang dihasilkan pada tahun ke-4 adalah Rp 15 milyar. Dengan demikian pada tahun ke-4 hanya membutuhkan waktu 1,4/1,6 tahun atau sama dengan 0,875 tahun. Dengan demikian secara keseluruhan payback period dari proyek investasi tersebut tepatnya adala 3,875 tahun atau kurang lebih 3 tahun 11 bulan.\

2)      Menggunakan skema arus kas masuk bersih yang sama setiap periode
Jika proyek investasi menghasilkan arus kas masuk bersih yang sama setiap periode maka penentuan payback period yang tidak berbasis nilai sekarang dapat dilakukan dengan cara lebih sederhana, yaitu dengan rumus:
Dengan rumus tersebut maka payback period proyek investasi dengan arus kas masuk sebesar Rp 900 juta setiap periode selama umur ekonomis proyek adalah sebagai berikut:
                                                      = 5,56 tahun
Berdasarkan payback period yang diperoleh dari perhitungan di atas selanjutnya kesimpulan tentang proyek investasi dilakukan dengan membandingkan payback period yang dihasilkan dari perhitungan dengan payback period yang ditetapkan oleh manajemen.
Payback period yang dihasilkan dari perhitungan yaitu 5,93 tahun (menggunakan skema arus kas masuk yang tidak sama setiap periode) dan juga 5,56 tahun (menggunakan skema arus kas masuk sama setiap periode) adalah lebih kecil dari payback period yang ditetapkan oleh manajemen yaitu 6 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek investasi tersebut menguntungkan dan karenanya bisa dijalankan.
·         Payback Period Berbasis Nilai Sekarang
Jika menggunakan payback period yang berbasis nilai sekarang maka arus kas masuk bersih yang diasilkan selama umur ekonomis harus ditentukan nilai sekarangnya dengan menggunakan rumus dasar nilai sekarang. Selanjutnya menentukan berapa periode (tahun) pengeluaran investasi bisa ditutup (di-cover) dengan menggunakan arus kas masuk bersih yang sudah dinyatakan dalam bentuk nilai sekarang.
1)   Menggunakan skema arus kas masuk bersih yang tidak sama setiap periode
Nilai payback period dapat dihitung dengan menggunakan bantuan tabel berikut:
Tabel Payback Period untuk
Arus Kas Masuk yang Tidak Sama  (Rp juta)
Tahun
Arus Kas
Faktor Diskonto
Nilai sekarang dari arus kas
Saldo initial outlay setelah ditutup dengan arus kas masuk
0
IO

(5.000)
(5.000)
1
1.000
0,862
862,0
(4.138,0)
2
1.200
0,743
891,6
(3.246,4)
3
1.400
0,641
897,4
(2.349,0)
4
1.600
0,552
883,2
(1.465,8)
5
1.500
0,476
714,0
(751,8)
6
1.100
0,410
451,0
(300,8)
7
1.000
0,354
354,0
0
8
  800
0,305
244,0
-
9
  800
0,263
210,4
-
10
  700
0,227
158,9
-
Total
11.100

   5.666,5

Tabel 2 Tingkat diskonto, k = 16%  *) IO = Initial Outlay (pengeluaran investasi awal) (Sumber: Bambang Sugeng, 2017:182)

Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, pengeluaran investasi tertutup pada tahun ke-7. Namun pada tahun ke-7 tidak sampai menunggu hingga akhir tahun untuk bisa menutup secara penuh pengeluaran investasi. Pada tahun ke-7 hanya diperlukan arus kas dengan nilai sekarang sebesar Rp 300,5 juta untuk menutup penuh pengeluaran investasi, sementara nilai sekarag arus kas yang dihasilkan pada tahun ke-7 adalah Rp 354 juta. Dengan demikian pada tahun ke-7 tersebut hanya dibutuhkan waktu 300,5/354 tahun atau 0,85 tahun atau kurang lebih 10 bulan. Dengan demikian, secara keseluruhan payback perioddari proyek investasi ini tepatnya adalah 6,85 tahun atau kurang lebih 6 tahun 10 bulan.
2)   Menggunakan skema arus kas masuk bersih yang sama setiap periode (anuitas)
Jika proyek investasi menghasilkan arus kas masuk bersih yang sama setiap periode atau dalam bentuk anuitas maka payback period bisa ditentukan dengan cara yang lebih sederhana dengan menggunakan rumus berikut.
Total nilai sekarang dari arus kas masuk yang dimaksudkan dalam rumus tersebut adalah jumlah dari nilai sekarang atas seluruh arus kas masuk yang diterima selama umur ekonomis proyek investasi. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
NS     = Nilai Sekarang total
AKM = Arus Kas Masuk
k        = tingkat diskonto
t         = periode terjadi arus kas (sama dengan umur ekonomis)
Dengan data arus kas masuk bersih yang ada yaitu Rp 900 juta setiap periode, nilai sekarang total dari arus kas yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut adalah:

                                   =
                                   =  4.349,53

Selanjutnya berdasarkan nilai sekarang total tersebut, payback period dari proyek investasi PT RAJAWALI INDAH dapat ditentukan sebagai berikut.
 = 11,5 tahun
Berdasarkan hasil perhitungan payback period berbasis nilai sekarang di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan payback period yang ditetapkan oleh manajemen terhadap proyek investasi paling lama 6 tahun maka dengan berbasis nilai sekarang, proyek  investasi tersebut tidak menguntungkan baik dengan contoh skema arus kas yang tidak sama setiap periode maupun dengan contoh skema arus kas yang sama setiap periode. Payback period yang dihasilkan yaitu 6,85 tahun (untuk contoh arus kas yang tidak sama setiap periode) dan 11,5  tahun (untuk contoh arus kas yang sama) adalah lebih lama atau lebih besar dari batasan payback period yang detetapkan oleh manajemen yang hanya 6 tahun. Bahkan pada contoh arus kas yang sama, payback period yang dihasilkan melampaui umur ekonomis proyek investasi. Sehingga dapat dikatakan proyek investasi tersebut tidak menguntungkan.
·         Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Payback Period
Kelebihan dari teknik payback period ini adalah sederhana sehingga mudah diterapkan karena tidak memerlukan proses perhitungan yang rumit. Di samping itu teknik ini lebih mementingkan aliran kas masuk di tahun-tahun awal umur proyek investasi karena memiliki tingkat risiko yang lebih kecil di banding arus kas masuk di tahun-tahun berikutnya. Namun dibalik kesederhanaannya terdapat keterbatasan yang melekat pada teknik tersebut yaitu mengabaikan arus kas masuk yang dihasilkan pada periode-periode setelah payback period tercapai. Keterbatasan ini dapat menimbulkan bias dalam penilaian suatu proyek atau rencana investasi.

b)     Teknik Profitability Index (PI)
Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana di antara teknik-teknik evaluasi proyek investasi yang ada, karena penilaian rencana atau proyek investasi dilakukan dengan hanya membagi total arus kas masuk bersih yang dihasilkan dengan total pengeluaran investasi yang dikeluarkan (initial outlay). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.


Evaluasi terhadap proyek investasi menggunakan teknik profitability index dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1)      Menentukan profitability index (indeks profitabilitas) yang membagi total arus kas masuk bersih dengan pengeluaran investasi.
2)      Mengambil kesimpulan apakah proyek investasi menguntungkan atau tidak, berdasarkan kriteria sebagai berikut.
Profitability Index> 1 : proyek investasi menguntungkan
Profitability Index  1 : proyek investasi tidak menguntungkan
Sebagaimana teknik payback period, teknik profitability index  ini bisa berbasis nilai sekarang atau bisa tidak berbasis nilai sekarang.
Evaluasi proyek investasi pendirian unit produksi pesawat televisi dari PT RAJAWALI INDAH dengan menggunakan teknik profitability index dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
·         Tidak berbasis nilai sekarang
                                                                = 2,2
·         Berbasis nilai sekarang
                                                               = 1,13
Berdasarkan profitability index yang diasilkan tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek investasi  pendirian unit produksi pesawat televisi PT RAJAWALI INDAH dianggap menguntungkan baik dilihat dari profitability index berbasis nilai sekarang yaitu sebesar 1,13 maupun dari profitability index yang tidak berbasis nilai sekarang yaitu sebesar 2,2. Kedua profitability index tersebut lebih besar dari 1. Dengan demikian berdasarkan teknik profitability index, proyek investasi tersebut bisa direkomendasikan untuk dilaksanakan.
Teknik profitability index ini melihat pengeluaran investasi sebagai biaya atau pengeluaran sedangkan arus kas masuk bersih yang dihasilkan dianggap sebagai pendapatan. Oleh karena itu jika total arus kas masuk yang dihasilkan lebih besar dari pengeluaran investasi maka proyek investasi dianggap menghasilkan laba dan dianggap menguntungkan dan karenanya profitability index yang dihasilkan akan lebih besar dari 1. Sebaliknya jika total arus kas masuk yang dihasilkan lebih kecil dari pengeluaran investasi maka proyek investasi dianggap merugikan dan karenanya profitability indexyang dihasilkan akan lebih kecil dari 1. Selanjutnya, profitability index yang sama dengan 1 dimaknai bahwa pendapatan yang dihasilkan proyek investasi sama dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, proyek investasi yang seperti ini juga dianggap tidak menguntungkan.
·      Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Profitability Index
Kelebihan dari teknik profitability index ini merupakan teknik evaluasi proyek investasi yang sederhana sehingga sangat mudah diterapkan. Adapun keterbatasannya adalah terkait dengan indeks profitabilitas yang dihasilkan. Jika profitability index yang dihasilkan lebih besar dari 1 maka kesimpulannya adalah proyek investasi menguntungkan, tetapi tidak memberikan informasi seberapa besar keuntungan yang bisa diterima oleh manajemen sehingga proyek investasi yang bersangkutan layak dijalankan.

3.      Teknik Net Present Value (NPV)
Sesuai namanya, teknik NPV adalah teknik evaluasi proyek investasi yang berbasis nilai sekarang atau berbasis pada nilai waktu dari uang (time value of money). Jadi penentuan suatu proyek investasi menguntungkan atau tidak, didasarkan atas selisih antara nilai sekarang (present value) dari total arus kas masuk yang dihasilkan proyek investasi dan nilai sekarang dari dana investasi yang dikeluarkan. Selisih yang dihasilkan tersebut disebut net present value (NPV). Maka rumus NPV sebagai berikut:
NPV =  -
Nilai sekarang dari arus kas masuk (AKM) yang diperlukan dalam rumus tersebut dihitung dengan cara yang sama dengan cara yang dilakukan pada teknik-teknik sebelumnya. Cara menggunakan teknik NPV ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1)      Menghitung net present value (NPV) atau nilai sekarang bersih proyek investasi berdasarkan selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk total yang dihasilkan dengan nilai sekarang dana investasi yang dikeluarkan. Kriteria NPV adalah:
NPV >0 : Proyek investasi menguntungkan
NPV <0 : Proyek investasi tidak menguntungkan
NPV = 0 : Proyek investasi menguntungkan
Jika NPV lebih besar dari nol (NPV > 0) atau bernilai positif berarti nilai sekarang dari total arus kas masuk yang dihasilkan dari proyek investasi lebih besar dari nilai sekarang dana investasi yang dikeluarkan untuk membiayai proyek investasi, karena itu proyek investasi dianggap menguntungkan sehingga bisa dilaksanakan. Begitu pula sebaliknya.
Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0) berarti nilai sekarang dari total arus kas masuk yang dihasilkan oleh proyek investasi sama dengan nilai sekarang dari dana investasi yang dikeluarkan untuk membiayai proyek investasi. Ada dua kemungkinan kesimpulan yang bisa dihasilkan jika NPV = 0. Pertama, jika tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang berasal dari biaya modal terutama dana yang digunakan berasal dari utang berarti arus kas masuk bersih yang dihasilkan oleh proyek investasi hanya cukup memenuhi atau menutup biaya modal saja.
Dalam hal ini tentunya proyek investasi dianggap tidak menguntungkan karena belum mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan. Di sisi lain, jika tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang berasal dari tingkat pendapatan yang diharapkan oleh perusahaan maka NPV = 0 berarti proyek investasi dianggap menguntungkan.  Karena nilai sekarang dari total arus kas masuk yang besarnya sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran investasi tersebut sudah terdikonto dengan tingkat pendapatan yang didalamnya selain mencakup besarnya biaya modal juga besarnya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan dari proyek investasi. Artinya dengan nilai sekarang dari total arus kas masuk yang besarnya sama dengan pengeluaran investasi, perusahaan sudah memperhitungkan pendapatan atau keuntungan yang diharapkan (required rate of return) dari proyek investasi. Evaluasi proyek investasi pendirian unit produksi pesawat televisi PT RAJAWALI INDAH dengan menggunakan teknik NPV adalah sebagai berikut.
·         Skema Arus Kas Masuk (AKM) bersih yang tidak sama setiap periode.
Terlebih dahulu dihitung nilai sekarang dari total arus kas masuk. Sedangkan nilai sekarang dari pengeluaran investasi adalah sebesar nilai dari pengeluaran investasi itu sendiri. Berdasarkan perhitungan nilai sekarang pada arus kas pada Tabel 3 , NPV proyek investasi dapat ditentukan sebagai berikut.
Nilai sekarang arus kas masuk                         5.666,5
Nilai sekarang pengeluaran investasi               5.000,0 -
NPV                                                                   666,5
Dari perhitungan di atas diperoleh NPV sebesar Rp 666,5 juta (positif). Jadi, proyek investasi pendirian unit untuk produksi pesawat televisi dari PT RAJAWALI INDAH menguntungkan sehingga bisa direkomendasikan untuk diterima atau dilaksanakan.
Tahun
AKM
Faktor Diskonto 1/(1+k)t
Nilai Sekarangdari AKM
1
1.000
0,862
862,0
2
1.200
0,743
891,6
3
1.400
0,641
897,4
4
1.600
0,552
883,2
5
1.500
0,476
714,0
6
1.100
0,410
451,0
7
1.000
0,354
354,0
8
800
0,305
244,0
9
800
0,263
210,4
10
700
0,227
158,9
Total Nilai Sekarang dari arus kas
5.666,5
Tabel 3 Nilai Sekarang (Sumber: Bambang Sugeng, 2017:189)

·         Menggunakan contoh arus kas masuk bersih yang sama setiap periode. Dengan menggunakan rumus berikut.
NS= AKM x
Dengan contoh data arus kas masuk bersih dari proyek investasi PT RAJAWALI INDAH yaitu sebesar Rp 900 juta setiap periode selama umur ekonomisnya, nilai sekarang total dari arus kas yang dihasilkan adalah:
NS = 900 x
              =
              = 4.349,5
Jadi,  NPV proyek investasi tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
Nilai sekarang arus kas masuk                              4.349,5
Nilai sekarang pengeluaran investasi                    5.000,0 -
NPV                                                                       - 650,5
Dari perhitungan di atas diperoleh NPV sebesar Rp - 650,5 juta (negatif). Jadi, proyek investasi tersebut tidak direkomendasikan. Jika tingkat diskonto yang digunakan diperkecil menjadi 10% dengan menggunakan arus kas masuk yang sama setiap periode (Rp 900 juta) maka:
NS = 900 x
  =
  = 5.530,5
Dengan demikian, dengan tingkat diskonto yang diperkecil menjadi 10%, kesimpulan evaluasi bahkan berubah yang tadinya proyek investasi dikatakan tidak menguntungkan karena NPV yang dihasilkan negatif, menjadi menguntungkan dengan NPV positif.
·         Kelebihan dan Keterbatasan Teknik NPV
Kelebihan dari teknik NPV ini terutama teknik ini berbasis nilai sekarang sehingga evaluasi proyek investasi bisa dilakukan dengan lebih wajar dan representatif karena memperhatikan unsur nilai waktu dari uang (time value of money). Adapaun keterbatasan dari teknik ini:
-          Diperlukan perhitungan yang lebih kompleks
-          Mengasumsikan bahwa perusahaan mampu mereinvestasikan langsung begitu arus kas masuk dari proyek investasi tersebut diterima.

4.      Teknik Internal Rate of Return (IRR)
Sebagaimana teknik NPV, teknik IRR juga merupakan teknik berbasis nilai sekarang. Teknik IRR adalah tingkat pengembalian atau tingkat pendapatan yang sebenarnya yang diperoleh oleh suatu proyek investasi berdasarkan arus kas masuk bersih yang dihasilkannya. Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dari proyek investasi yang besar-kecilnya bergantung pada arus kas masuk bersih yang dihasilkan proyek investasi.
Teknik IRR ini ditentukan menggunakan teknik perhitungan NPV sebagaimana yang dilakukan pada teknik NPV. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat diskonto yang menjadikan besarnya nilai sekarang dari total arus kas masuk sama besarnya dengan nilai sekarang dari dana investasi yang dikeluarkan. IRR yang diperoleh dari perhitungan tersebut selanjutnya mencerminkan tingkat pendapatan yang sesungguhnya yang diperoleh oleh proyek investasi berdasarkan arus kas masuk bersih yang dihasilkan. Kriteria pengambilan kesimpulan teknik IRR adalah sebagai berikut:
Jika IRR Required rate of return yang ditetapkan = menguntungkan.
Jika IRR <Required rate of return yang ditetapkan =  merugikan.
Required rate of return yang ditetapkan di muka merupakan tingkat pendapatan yang diharapkan diperoleh dari proyek investasi. jika IRR yang dihasilkan lebih kecil dari required rate of return yang ditetapkan di muka berarti proyek investasi tersebut menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih rendah dari tingkat pendapatan yang diharapkan, karena itu proyek investasi tersebut tidak menguntungkan dan sebaliknya.
·         Cara Menentukan IRR. Langkah-langkah untuk menghitung IRR atau menghitung besarnya k sebagai berikut:
1)      Hitunglah nilai sekarang dari arus kas masuk bersih dengan menggunakan tingkat diskonto (k) sembarang, kemudian tentukan NPV dari proyek investasi.
2)      Jika dengan langkah 1) tersebut dihasilkan NPV lebih besar dari nol (positif) berarti tingkat diskonto yang digunakan terlalu kecil karena itu perlu dicoba lagi langkah 1) dengan menggunakan tingkat diskonto (k) yang lebih besar sampai menghasilkan NPV lebih kecil dari nol (negatif). Agar lebih efisien, gunakan tingkat diskonto yang relatif besar sehingga bisa langsung dihasilkan NPV negatif. Dan Sebaliknya.
3)      Interpolasiberdasarkan kedua tingkat diskonto (k) tersebut untuk menentukan besarnya k yang menghasilkan NPV = 0 atau IRR yang dicari. Adapun rumus interpolasi tersebut sebagai berikut.
IRR = k1 + (k2-k1)
tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif 1
tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif 2
Contoh:
·         Arus kas masuk bersih sama untuk setiap periode. Menghitung NPV proyek investasi dengan menggunakan tingkat diskonto misalnya 16%.
NS        = 900 x ((1+0,16)10−1)/((1+0,16)10 𝑥 0,16)
                    = (900 𝑥 3,411)/0,7058
                    = 4.349,5
Nilai sekarang AKM                                       4.349,5
Nilai sekarang pengeluaran                             5.000 -
        NPV                                                                -650,5
Hal ini berarti tingkat diskonto tersebut terlalu besar sehingga perlu diturunkan, misalnya kita gunakan 5%.
Menghitung NPV proyek dengan menggunakan tingkat diskonto 5%.
NS       = 900 x
                    =
                     = 6.989
        Nilai sekarang AKM                           6.989
Nilai sekarang pengeluaran                 5.000 -
        NPV                                                    1.989
Mengingat telah dihasilkan dua buah tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif dan NPV positif, maka langkah selanjutnya melakukan interpolasi untuk menentukan besarnya IRR menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut.

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh IRR sebesar 13%. Jika misalnya perusahaan (PTRAJAWALI INDAH) mengharapkan tingkat pendapatan (required rate of return) dari proyek investasi unit produksi pesawat televisi sebesar 10% maka kesimpulannya adalah proyek investasi tersebut menguntungkan.
·         Arus kas masuk bersih tidak sama antar periode.
Menghitung NPV proyek investasi dengan menggunakan tingkat diskonto misalnya 16%
Nilai sekarang arus kas masuk        5.666,5
Nilai sekarang pengeluaran             5.000,0
NPV                                                666,5



Dari perhitungan di atas diperoleh NPV positif sebesar Rp 666,5. Hal ini berarti tingkat diskonto sebesar 16% tersebut terlalu kecil sehingga perlu dinaikkan, misalnya kita naikkan menjadi 25%.Menghitung NPV proyek investasi menggunakan tingkat diskonto 25%.  Dengan tingkat diskonto 25%, nilai sekarang dari arus kas masuk bersih proyek investasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 4 Menghitung NPV dengan diskonto 25% (Sumber: Bambang Sugeng, 2017:199)
Nilai sekarang arus kas masuk                                4.247,5
Nilai sekarang pengeluaran investasi                      5.000,0 -

NPV                                                                          -752,5
Dari hasil perhitungan diperoleh IRR sebesar 20,3%. Jika misalnya perusahaan (PTRAJAWALI INDAH) mengharapkan tingkat pendapatan (required rate of return) dari proyek investasi unit produksi pesawat televisi sebesar 10% atau bahkan 16% maka kesimpulannya adalah proyek investasi tersebut menguntungkan karena IRR lebih besar dari tingkat pendapatan yang diharapkan oleh perusahaan. Atas dasar ini proyek investasi tersebut direkomendasikan untuk diterima atau dilaksanakan. Proyek investasi tersebut baru dikatakan tidak menguntungkan jika tingkat pendapatan yang diharapkan oleh perusahaan dari proyek investasi tersebut di atas 20,3% atau di atas IRR yang dihasilkan.
Pengaruh Tingkat Diskonto terhadap NPV. Semakin tinggi tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang arus kas maka semakin kecil nilai sekarang yang dihasilkan, sehingga akan menghasilkan NPV yang semakin besar dan sebaliknya. Di sisi lain, IRR pada dasarnya merupakan tingkat diskonto yang menjadikan NPV sama dengan nol. Berdasarkan contoh-contoh sebelumnya khususnya contoh perhitungan NPV menggunakan skema arus kas masuk bersih yang sama setiap periode (Rp 900 juta) diperoleh data sebagai berikut.
·         Kelebihan dan Keterbatasan Teknik IRR
Kelebihan dari teknik IRR ini selain berbasis nilai sekarang sebagaimana teknik NPV sebelumnya, teknik ini memberikan keunggulan karena memberikan informasi tentang berapa tingkat pendapatan yang sesungguhnya dari proyek investasi berdasarkan arus kas masuk bersih yang dihasilkan. Pada teknik NPV kita hanya bisa menyimpulkan proyek investasi menguntungkan atau tidak menguntungkan berdasarkan NPV dengan nilai positif atau negatif, tetapi kita tidak mengetahui berapa sesungguhnya proyek investasi mampu memberikan tingkat pendapatan.
Disamping memiliki beberapa kelebihan dibanding teknik-teknik lainnya, teknik IRR juga memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
1)      Memerlukan perhitungan yang lebih kompleks.
2)      Jika  arus  kas masuk yang dihasilkan proyek investasi seluruhnya bernilai positifmaka halinidisebutaruskasmasuknormal” (normalcashinflow). Sebaliknya jikapadaaruskasmasuktersebutterdapatarus kasmasukbernilai negatifmakahalinidisebutaruskasmasuk tidak normal.Jikaterdapatarus kasmasukbersih negatif pada lebihdarisatuperiodesecara tidakberurutan, baikyang disebabkanterjadinyapengeluaraninvestasidalambentukon-going outlay(pengeluaraninvestasiberjalan) ataudisebabkankarena terjadinya kerugianoperasional, pada periode-periode tertentu,makateknikiniakan menghasilkanduabuahIRR,sehinggaterjadiIRRganda.Dalamhalterjadi IRR ganda maka tidak satupun dari IRR tersebut yang  realistis dijadikan kriteria evaluasiproyekinvestasi,sehingga keputusaninvestasitidakbisa diambil.Contoharuskasmasukbersihyangdidalamnyaterdapataruskas
masuk bersih (proceeds)negatif misalnyasebagaiberikut:



Tahun/periode

Proceeds


1        2        3        4        5       6        7       8        9      10
1001000     -150     1001000   -200    -100    1000    1001000


3)      Teknik IRR mengasumsikan bahwa arus kas masuk bersih yang diterima dari proyek mampu direinvestasikan langsung oleh perusahaan dengan tingkat pendapatan sebesar IRR itu sendiri. Hal ini berarti bahwa teknik IRR bisa digunakan jika  perusahaan mampu menginvestasikan kembali setiap kas masukyang diterima setiap periode dari proyek investasi dengan tingkat pendapatan minimal sebesar IRR.Tujuannya adalah agar dari arus kas masuk yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut diperoleh pendapatan sebesar IRR sehingga secara keseluruhan tingkat pendapatan dari proyek investasi adalah sebesar IRR yang dihasilkan
Tentu saja dalam praktiknya asumsi ini tidak mudah untuk direalisasikan. Pada teknik NPV, asumsi reinvestasinya lebih moderat karena asumsi tingkat pendapatan reinvestasi yang digunakan adalah sebesar tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung  nilai sekarang. Tingkat diskonto lebih realistis sebagai tingkat pendapatan reinvestasi dibanding IRR karena pada proyek yang dianggap menguntungkan berdasarkan teknik IRR, IRR yang dihasilkan lebih tinggi dari tingkat diskonto. Semakin tinggi IRR yang  dihasilkan semakin tinggipulatingkatpendapatanyang harusdihasilkandarireinvestasiaruskas masuk dan tentunyasemakin terbatas kemampuan perusahaan untuk merealisasikannya. Untuk mengatasi kendala  asumsi tersebut telah dikembangkan metode IRR yang dimodifikasi atau yang disebut dengan  Modified IRR (MIRR).

5.      Teknik MIRR (Modified Internal rate of Return)
Jika IRR merupakan tingkat diskonto yang menjadikan nilai sekarang arus kas masuk bersih (proceeds) sama dengan nilai sekarang arus kas keluar pengeluaran investasi awal (initial outlay) atau NPV = 0, di sisi lain MIRR adalah tingkat diskonto yang menjadikan nilai sekarang dari nilai masa yang akan datang (future value) arus kas masuk bersih sama dengan nilai sekarang dari arus kas keluar pengeluaran investasi awal (initial outlay). Dalam persamaan tersebut kedudukan MIRR tampak dalam rumus berikut.


Keterangan:
PI                  = Pengeluaran investasi awal (initial outlay)
AKM             = Arus kas masuk bersih (proceeds)
k                    = Tingkat diskonto
n                    = Umur ekonomis proyek investasi
t                     = Periode terjadinya arus kas
ΣAKMn(1+k)n-t = Rumus nilai masa yang akan datang (future value) dari
arus kas masuk bersih.
          Ruas kiri dari persamaan di atas merupakan nilai sekarang dari pengeluaran investasi awal sedangkan pada ruas kanan adalah nilai sekarang dari nilai masa yang akan datang arus kas masuk bersih. Future value (nilai masa yang akan datang) merupakan kebalikan dari present value (nilai sekarang), yaitu nilai uang sekarang diukur dengan nilai di masa yang akan datang menggunakan tingkat pendapatan yang diharapkan atau biaya modal (k) sebagai tingkat pemajemukan (compound rate). Dalam hal ini, jika k digunakan untuk menghitung nilai sekarang maka disebut tingkat diskonto (discounting rate), sebaliknya jika digunakan untuk menghitung nilai masa yang akan datang atau future value maka k disebut sebagai tingkat pemajemukan atau (compound rate). Dengan demikian, dalam penentuan MIRR besarnya compound rate sama dengan discounting rate.
Untuk menentukan besarnya MIRR pada rumus di atas bisa dilakukan dengan cara interpolasi sebagaimana yang juga dilakukan dalam menentukan besarnya IRR. Secara keseluruhan, langkah-langkah untuk menentukan MIRR antara lain sebagai berikut:
1)      Menghitung nilai masa yang akan datang (future value) dari arus kas masuk bersih.
2)      Menghitung nilai sekarang dari future value (nilai masa yang akan datang) arus kas masuk bersih.
3)      Menghitung NPV dengan tingkat diskonto coba-coba (trial and error) sampai dihasilkan NPV positif dan NPV negatif. NPV pada teknik MIRR merupakan selisih antara nilai sekarang dari futue value arus kas masuk dan nilai sekarang dari pengeluaran investasi awal.
4)      Melakukan interpolasi berdasarkan dua buah tingkat diskonto yang dihasilkan dari langkah 3) untuk menentukan besarnya MIRR.
5)      Menyimpulkan hasil evaluasi berdasarkan MIRR yang dihasilkan. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan proyek menguntungkan atau tidak adalah sama dengan kriteria yang digunakan pada teknik IRR.

Berikut perhitungan MIRR menggunakan contoh proyek investasi senilai Rp 5.000 juta dengan umur ekonomis proyek 10 tahun dan tingkat pendapatan yang diharapkan (required rate of retun) dari proyek investasi yang digunakan sebagai tingkat diskonto atau tingkat pemajemukan (k) adalah sebesar 10%. selanjutnya arus kas yang dihasilkan dari proyek investasi tersebut yang di dalamnya terdapat arus kas negatif adalah sebagai berikut.
Menghitung future value arus kas masuk bersih. Tabel 5 Tingkat diskonto 10% (Sumber: Bambang Sugeng, 2017:205)
Menghitung NPV dengan mencoba menggunakan 2 buah tingkat diskonto. Pertama, dengan tingkat diskonto misalnya sebesar 5%.10. 475,4 / (1+0,05)10= 6.431
Nilai sekarang dari future value arus kas masuk          6.431
Nilai sekarang pengeluaran investasi                           5.000,0
NPV                                                                            1.431
Dengan tingkat diskonto 25%
10. 475,4 / (1+0,25)10= 1.125
Nilai sekarang dari future value arus kas masuk          1.125
Nilai sekarang pengeluaran investasi                           5.000,0
NPV                                                                            -3.875
Melakukan interpolasi untuk menentukan besarnya MIRR dengan menggunakan rumus interpolasi sebagaimana yang digunakan pada teknik IRR.
MIRR  = 5% +  x (25%-5%)
                        = 10,5%
Mengambil kesimpulan evaluasi berdasarkan MIIR yang dihasilkan. Mengingat tingkat pendapatan yang diharapkan (required rate of return) dari proyek investasi adalah 10% sedangkan MIRR yang dihasilkan adalah 10,5%maka disimpulkan bahwa proyek investasi tersebut menguntungkan.

6.      Evaluasi Proyek Investasi dengan Ketidakpastian Arus Kas
          Bab ini menganggap bahwa seluruh arus kas masa depan diketahui dengan pasti. Namun arus kas masadepan seringkali tidak pasti atau sulit diestimasi. Sejumlah teknik tersedia untuk menangani permasalahan ini.
Contoh:
Suatu perusahaan dengan biaya modal sebesar 12% mempertimbangakn pembelian peralatan otomatis yang mempunyai masa manfaat 10 tahun. Anggaplah juga bahwa analisis arus kas yang didiskonto dari manfaat dan biaya yang berwujud menunjukkan nilai kini neto yang negatif menjadi positif. Dalam kasus ini, besarnya arus kas tambahan per tahun dari manfaat tidak berwujud yang diperlukan membuat proyek secara finansial menarik dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai kini neto tidak termasuk manfaat tidak berwujud            $(226.000)
Faktor nilai kini dari anuitas 12% selama 10 periode                $     5.650
Jadi jika manfaat tidak berwujud perlatan otomatis bagi  perusahaan sedikitnya bernilai $40.000 satu tahun, maka peralatan tersebut seharusnya dibeli. Jika, menurut pertimbangan manajemen, manfaat tidak berwujud tadi dinilai tidak sebesar $40.000 setahun, maka seharusnya tidak dibeli.
Teknik ini dapat digunakan dalam situasi lainnya dimana arus kas masa depan sulit untuk diestimasi. Sebagai contoh, teknik ini dapat digunakan jika nilai sisa sulit diestimasi. Sebagai ilustrasi, anggaplah bahwa seluruh arus kas dari investasi tanker telah diestimasi kecuali nilai sisanya setelah pemaikaian selama 20 tahun.
Dengan mengitung tingkat diskon 12%, manajemen telah menentukan bahwa nilai kini neto dari keseluruhan arus kas ini adalah negatif $1,04 juta. Nilai kini negatif ini akan diimbangi dengan nilai sisa dari tanker tersebut. Berapa besar nilai sisa harus diperhitungkan dalam investasi agar menarik?
Nilai kini neto tidak termasuk nilai sisa (negatif)                       $(1.040.000)
Faktor nilai kini pada 12% selama 20 periode                                    0,104

Jadi, jika nilai sisa tanker dalam 20 tahun sedikitnya $10 juta, nilai kini netonya positif dan investasi tersebut harus dilakukan. Namun demikian, jika manajemen yakin nilai sisanya tidak sebesar $10juta, investasi tersebut harus ditolak.
Ø  Opsi Rill
Analisis dalam bab ini menganggap bahwa investasi yang dilakukan tidak dapat ditangguhkan, sekali terjadi, dan tidak ada hal lain yang dapat dikerjakan selain proyek tersebut. Kenyataannya, investasi itu biasanya dapat ditangguhkan. Penangguhan investasi adalah pilihan yang menarik jika nilai kini netto adalah biasa-biasa saja dengan menggunakan estimasi terbaru atas arus kas masa depan, tetapi arus kas masadepan penuh ketidakpastian yang mungkin dapat diatasi dengan berjalannya waktu. Sama halnya sekali investasi dilakukan, manajemen dapat mengubah lingkungan bisnis dan melakukan tindakan untuk meningkatkan arus kas masadepan.
Contoh:
Pembelian tanker mengakibatkan manajemen dihadapkan pada sejumlah pilihan,beberapa di antaranya menjadi lebih menarik ketika waktu berjalan. Dibanding mengoperasikantanker sendiri, perusahaan dapat memutuskan untuk menyewakannya ke operator lain jika tarif sewa cukup tinggi. Atau jika terjadi kelangkaan tanker, manajemen dapat menjualnya dan memperoleh keuntungan. Dalam kasus investasi peralatan otomatis, manajemen dapat mengawali hanya dengan membeli modal dasarnya tanpa dibebani biaya yang mahal, tetapi tetap ada pilihan untuk menambah kapasitas dan kemampuan yang lebih besar nantinya. Kemampuan untuk menunda dimulainya suatu proyek, untuk memperluas proyek jika kondisi menguntungkan, memangkas kerugian jika proyek tersebut merugikan dan memodifikasi perencanaan seperti mengubah kondisi bisnis ke hal-hal yang menambah nilai atas investasi tersebut. Keuntungan-keuntungan ini dapat diukur menggunakan apa yang disebut analisis opsi (real options).

7.      Peringkat Proyek Investai Berdasarkan Urutan Pilihan
Saat mempertimbangkan peluang investasi, manajer harus mengambil dua jenis keputusan-keputusan penyaringan dan dan keputusan preferensi. Keputusan penyaringan menyangkut apakah beberapa investasi yang diusulkan dapat diterima atau tidak. Keputusan preferensi datang setelah keputusan penyaringan dan mencoba untuk menjawab pertanyaan berikut : “Bagaimana usulan investasi yang tersisa, semuanya sudah disaring dan menghasilkan tingkat imbalan hasil yang dapat diterima, siurutkan berdasarkan preferensi? Yang manakah terbaik bagi perusahaan untuk diterima?
Keputusan preferensi lebih sulit diambil daripada keputusan penyaringan karena dana investasi biasanya terbatas. Hal ini sering menyebabkan beberapa (banyak) peluang investasi yang sangat mengutungkan dilewatkan.
Ø  Metode Tingkat Imbalan Hasil Internal
Jika menggunakan metode tingkat imbal hasil internal untuk membuat peringkat proyek investasi, aturan preferensinya adalah makin tinggi tingkat imbal hasil internal, maka proyek tersebut makin diinginkan. Suatu proyek investasi dengan tingkat imbal hasil internal sebesar 18% lebih dipilih daripada proyek yang menjanjikan hanya 15%. Tingkat pengembalian hasil internal digunakan untuk membuat peringkat proyek.
Ø  Metode Nilai Kini Netto
Nilai kini netto suatu proyek tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan proyek lainnya kecuali investasi proyek tersebut berukuran sama. Contohnya, asumsikan bahwa sebuah perusahaan mempertimbangkan dua pilihan investasi yaitu:

A
B
Investasi yang diisyaratkan
$ (10.000)
$ (5.000)
Nilai kini dari kas masuk
$ 11.000
$ 6.000
Nilai kini netto
$   1.000
$ 1.000

Walaupun tiap proyek mempunyai nilai kini netto sebesar $1.000, tetapi kedua proyek tersebut sama-sama tidak diinginkan jika dana yang tersedia untuk investasi terbatas. Proyek yang mensyaratkan investasi hanya sebesar $5.000 lebih diingkan daripada proyek yang menginsyaratkan investasi sebesar $10.000. kenyataan ini dapat disorot dengan membandingkan nilai kini neto proyek dengan investasi yang diisyaratkan. Hasilnya, yang ditunjukkan dalam bentuk persamaan di bawah, disebut indeks profitabilitas proyek (project profitability index)
Indeks profitabilitas proyek =          Nilai kini neto
                                                            Investasi yang diisyaratkan
Indeks profitabilitas proyek untuk kedua investasi di atas dapat dihitung sebagai berikut:

A
B
Nilai netto (a)
$1.000
$1.000
Investasi yang diisyaratkan (b)
$10.000
$5.000
Indeks profitabilitas (a) : (b)
0,10
0,20

Ketika menggunakan indeks profitabilitas proyek untuk membuat peringkat pilihan proyek investasi, aturan preferensinya adalah sebagai berikut: makin tinggi indeks profitabilitas proyek, maka makin diinginkan proyek tersebut. Dengan menerapkan aturan ini untuk kedua investasi di atas, investasi B seharusnya lebih dipilih daripada investasi A.
a.    Pengaruh Pajak Pendapatan ke dalam Analisis Penganggaran Modal
·      Ciri-ciri dan sifat umum
Pajak pendapatan merupakan pengeluaran kas tunai. Pajak pendapatan dapat mempengaruhi jumlah dan/atau waktu (timing) arus kas. Peran dasar mereka dalam penganggaran modal tidak berbeda dengan peran pembayaran kas yang lain. Tetapi pajak cenderung mempersempit perbedaan kas di antar proyek-proyek. Penghematan kas dalam operasi akan menyebabkan kenaikan dalam pendapatan yang terkena pajak dan dengan demikian juga menyebabkan pengecilan pengeluaran pajak. Misalnya, suatu tarif pajak pendapatan sebesar 40% (40 % x $ 1.000.000 = $ 400.000) akan menurunkan penghematan operasi $1 Juta menjadi $ 600.000.
Objective 1
Meneliti suatu ikhtisar rugi laba khas untuk menentukan pendapatan bersihsetelah penerimaan kas pajak dari operasi
·      Dampak dari penyusutan
Organisasi yang membayar pajak pendapatan biasanya menyimpan dua buku pencatatan- satu untuk pelaporan kepada orang banyak/masyarakat dan satu untuk pelaporan kepada otoritas pajak. Di Amerika Serikat dalam praktiknya tidaklah illegal atau tidak sah sesungguhnya, itu perlu. Pelaporan pajak harus mengikuti aturan terperinci yang merancang untuk mencapai gol tertentu. Aturan ini tidak mendorong kearah laporan keuangan yang terbaik mengukur suatu hasil keuangan organisasi dan posisi, maka jadilah lebih informatif laporan keuangan para pemakai jika terpisah dari satuan aturan yang digunakan untuk pelaporan keuangan. Di dalam bab ini kita mempunyai kaitan dengan mengukur pembayaran tunai untuk pajak. Oleh karena itu kita memusatkan pada aturan pelaporan pajak, bukan untuk laporan keuangan publik.
Satu item yang sering berbeda antara pelaporan pajak dan pelaporan publik adalah penyusutan. Ingatlah penyusutan itu menyebar ongkos suatu asset atas masa penggunaannya. Hukum dan peraturan Pajak pendapatan sudah terus meningkat mengijinkan memberi beban kepada depreciable lives yang adalah lebih pendek dibanding masa manfaat asset. Sebagai tambahan, untuk tujuan perpajakan, penghapusan dipercepat (accelerated depreciation) adalah sering diijinkan, beban biaya yang mana proporsinya besar dimana suatu tahun yang lebih awal memberi beban pada asset dan lebih sedikit ke tahun kemudiannya. Kebalikannya, suatu penyusutan asset untuk publik yang melaporkan tujuan pada umumnya yang sama masing-masing tahun, disebut dengan Straight-Line Depreciation. Sebagai contoh, asset $ 10.000 jatuh harga selama 5 masa penggunaan tahun akan mengakibatkan Straight-Line Depreciation sebesar $ 10.000 ÷ 5 = $ 2.000 masing-masing penghapusan dipercepat dan setiap tahun lebih dari $ 2.000 yang pada awal tahun dan kurang dari $ 2.000 dalam tahun yang kemudiannya.
Tabel di atas menunjukkan saling berhubungan antara laba sebelum pajak, pajak penghasilan dan penyusutan untuk Martin’s Printing. Telitilah tabel yang penting ini dengan seksama sebelum melanjutkan membaca.
Misalkan bahwa perusahaan memiliki hanya satu harta tetap tunggal, yaitu peralatan cetak yang dibeli seharga $ 125.000 kontan. Saldo akhir yang dipresentasikan untuk tujuan pajak disebut recovery period. Jadi, Recovery Period adalah banyaknya tahun dimana suatu asset jatuh harga untuk tujuan perpajakan. Mesin press yang memiliki umur lima tahun dan nilai pelepasan (disposal value) sebesar nol. Mesin tersebut digunakan untuk memproduksi yang menghasilkan pendapatan penjualan sebesar $ 130.000 setiap tahunnya dan beban (exluding depreciation) sebesar $ 70.000. biaya pembelian, dikurangi taksiran nilai pelepasan, tidak terkena pajak dalam bentuk penyusutan tahunan. Pengurangan penyusutan (dan potongan-potongan serupa yang lain yang tidak merupakan biaya-biaya kas ketika dipotong) disebut pelindung pajak (tax shield) karena mereka melindungi jumlah laba itu dari beban pajak. Akan tetapi, semua beban yang diperbolehkan, baik cash maupun non cash disebut pelindung pajak karena mengurangi pendapatan wajib pajak dan dengan begitu mengurangi pajak penghasilan.
Depresiasi harta merupakan suatu potongan pajak yang akan datang yang bernilai sebesar $ 125.000. Nilai sekarang (Precent Value) dari penguranngan ini langsung tergantung pada dampak tahunan yang spesifik atas pembayaran pajak penghasilan di masa depan.
Exhibit 12-2Akibat Pajak Pendapatan Atas Analisa Penganggaran Modal
Misalkan: Biaya awal perlengkapan, $ 125.000; umur 5 tahun; nilai akhir (disposal value) nol; aliran kas masuk tahunan sebelum pajak dari operasi $ 60.000; tariff pajak pendapatan 40% , tingkat laba sesudah pajak yang diinginkan, 12%. Seluruh item dalam dollar kecuali factor diskon. Aliran kas sesudah pajak adalah dari Exhibit 12-1







Table 12-2 menunjukan dua metoda untuk menganalisa data bagi peneganggaran modal, dengan asumsi penyusutan garis lurus. Keduanya menghasilkan jawaban akhir yang sama, yaitu suatu nilai bersih sekarang (net present value) sebesar $40.821 untuk investasi di asset ini.


b.   Pengaruh Inflasi Terhadap Penganggaran Modal
Apakah inflasi memengaruhi analisis penganggaran modal? Jawabannya adalah pasti  ya karena inflasi berpengaruh terhadap angka-angkayang digunakan dalam analisis penganggaran modal, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil-hasilanalisis jika kondisi tertentu terpengaruhi. Untuk menunjukkan apa arti pernyataan ini, kita akan menggunakan data berikut:
Contoh K: Martin Company ingin membeli mesin baru dengan harga $36.000. mesin tersebut akan menghasilkan penghematan biaya tahunan sebesar $20.000 dan mempunyai umur tiga tahun tanpa nilai sisa. Untuk setiap tahunnya dalam tiga tahun mendatang, perusahaan mengharapkan tingkat inflasi sebesar 10% dalam arus kasnya yang berhubungan dengan mesin baru tersebut. Jika biaya modal perusahaan sebesar 23,2% apakah mesin baru tersebut harus dibeli?
Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk mengetahui bagaimana biaya modal diperoleh. Biasaya, biaya modal didasarkan pada tingkat imbal hasil pasar atas berbagai sumber pendapatan perusahaan baik utang maupun ekuitas. Tingkat imbal hasil pasar ini meliputi inflasi yang diharapkan; semakin tinggi tingkat inflasi yang diharapkan, maka semakin tinggi tingkat imbal hasil pasar atas utang dan ekuitas. Jika pengaruh inflasi dihilangkan dari tingkat imbal hasil pasar, hasilnya disebut tingkat imbal hasil riil. Sebagai contoh, jika tingkat inflasi sebesar 10% dihilangkan dari biaya modal Martin yang sebesar 23,2%, maka “biaya modal riil” hanyalah 12% seperti yang tampak di Tampilan 14B-1 (Anda tidak dapat dengan begitu saja mengurangi tingkat inflasi dari biaya modal  pasar untuk memperoleh biaya modal riil. Perhitungannya sedikit lebih kompleks.)
Ketika melakukan analisis sekarang bersih, seorang harus konsisten. Biaya modal berbasis pasar mencerminkan inflasi. Oleh karena itu, jika biaya modal brebasis pasar digunakan untuk mendiskontokan arus kas, maka arus kas tersebut harus disesuaikan ke atas untuk mencerminkan dampak inflasi dalam periode yang akan datang. Perhitungan untuk Martin Company menurut pendekatan ini diberikan dalam jawaban B di Tampilan 14 B -1.
Ø  Rekonsiliasi Biaya Modal Berbasis Pasar dan Biaya Modal Riil
Biaya modal riil……………………….

12%
Faktur inflasi…………………. ………

   10
Efek gabungan (12% * 10% = 1,2%) …

  1,2
Biaya modal berbasis pasar……………

23,2%



Jawaban A: Inflasi Tidak Diperhitungkan
Pos
Tahun
Jumlah Arus Kas
Faktor
Nilai Sekarang dari Arus kas
Investasi awal
Sekarang
$ (36.000)
1,000
$ (36.000)
Penghematan biaya tahunan
1-3
$ 20.000
2,402
$ 48.040
Nilai bersih sekarang



   $ 12.040 ~

Jawaban B: Inflasi Diperhitungkan



Pos



Tahun


Jumlah Arus Kas


Indeks Harga *
Arus kas dengan Harga yang disesuaikan


Faktor 23,2%+
Nilai sekarang dari arus kas
Investasi awal
Sekarang
$ (36.000)
1,000
$ (36.000)
1,000
$ (36.000)
Investasi awal
1
$  20.000
1,100
$  22.000
0,812
    17.864

2
$  20.000
1,210
$  24.000
0,659
    15.948

3
$  20.000
1,331
$  26.620
0,535
    14.242
Nilai bersih sekarang





$  12.054 ~
Keterangan:
-          *perhitungan angka indeks harga, mengasumsikan tingkat inflasi 10% setiap tahun: Tahun 1, (1,10)=1,10 Tahun 2, (1,10)2 = 1,21; dan Tahun 3, (1,10)3=1,331.
-          +Rumus diskonto dihitung menggunakan rumus 1/(1+r)n, dimana r adalah factor diskonto dan n adalah jumlah tahun.perhitungannya adalah 1/1,232 = 0,812 untuk Tahun 1; 1/(1,232)2= 0,6569 untuk Tahun 2; dan 1/(1,232)3 = 0,535 untuk Tahun 3.
-          ~Angka-angka ini berbeda hanya karena kesalahan pembulatan.
Di lain pihak, tidak perlu menyesuaikan  arus kas ke atas jika biaya modal riil digunakan dalam analisis (karena dampak inflasi sudah dikeluarkan dari tingkat diskonto). Perhitungan untuk Martin Company menurut pendekatan ini ada jawaban (dalam selisih pembulatan) tanpa memperhatikan pendekatan mana yang digunakan sepanjang seseorang konsisten dan seluruh kas yang berhubungan dengan proyek tersebut terpengaruh inflasi  dengan cara yang sama.
Beberapa poin tentang jawaban B harus diperhatikan, dimana dampak inflasi secara eksplisit diperhitungkan. Pertama, perhatikan bahwa penghematan biaya tiap tahun dengan angka indeks harga yang menunjukkan tingkat inflasi 10%. (Amati catatan kaki tampilan bagaimana  angka indeks dihitung untuk tiap-tiap tahun). Kedua, perhatikan bahwa nilai sekarang bersih yang diperoleh pada jawaban B, di mana inflasi secara eksplisit diperhitungkan, adalah sama, dalam selisih pembulatan, dengan yang diperoleh di jawaban A, di mana pengaruh inflasi diabaikan. Hasilnya terlihat mengejutkan, tetapi masuk akal. Alasannya adalah bahwa kita telah menyesuaikan arus kas dan tingkat diskonto sehingga keduanya konsisten, dan penyesuaian ini saling menghapuskan di antara dua jawaban tersebut. 
Dalam hal ini,  biaya modal berbasis pasar dan biaya modal riil adalah sama, dan tidak ada alasan untuk menyesuaikan arus kas terhadap inflasi karena memang tidak ada inflasi. Jika terdapat inflasi, arus kas yang belum disesuaikan dapat digunakan dalam analisis jika semua arus kas dipengaruhi dengan cara yang sama oleh inflasi dan biaya modal riil digunakan untuk mendiskontokan arus kas. Sebaiknya, arus kas harus disesuaikan terhadap inflasi dan biaya modal berbasis pasar harus digunakan dalam analisis tersebut.



0 komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates

About

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →

Popular Posts