Tujuan Pembelajaran:
-
Siswa
dapat memahami mengenai teori perilaku konsumen
-
Siswa
dapat memahami mengenai konsep dasar teori perilaku konsumen
TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Dalam perekonomian ada tiga pelaku penting,
yaitu produsen, konsumen dan distributor. Namun dalam ulasan kali ini kita akan
membahas tentang satu pelaku yang memiliki peran penting dalam jalannya
perekonomian suatu negara yaitu konsumen. Konsumen adalah pelaku ekonomi yang
melakukan kegiatan konsumsi. Dimana mereka membeli atau menggunakan suatu
produk baik barang ataupun jasa. Dalam melakukan kegiatan atau aktivitasnya
pasti akan nampak tentang perilaku yang dilakukannya, perilaku ini lebih
dikenal dengan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi berupa kegiatan mencari,
membeli, menggunakan, menikmati, mengevaluasi serta melepas produk yang telah
mereka pakai atau nikmati (dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi
memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu
pada tahap awal sebelum pembelian, saat pembelian dan setelah pembelian.
Sebelum melakukan pembelian para konsumen menggali informasi tentang produk yang
mereka inginkan.sedangkan pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan
transaksi dengan produsen, membayar produknya. Dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen menggunakan dan menikmati produk yang dibelinya, melakukan
evaluasi serta melepas atau membuang produknya ketika mereka sudah bosan.
Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk
perilaku konsumen dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Perilaku konsumen rasional
Suatu kegiatan
konsumsi bisa dikatakan rasional jika beberapa hal di bawah ini diperhatikan :
a.
Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan
nilai guna yang optimal
b.
Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan
oleh konsumen.
c.
Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin
atau baik.
d.
Harga suatu produk sesuai dan setara dengan
kemampuan yang dimiliki oleh konsumen.
2.
Perilaku konsumen irasional
Perilaku
irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang
dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan
pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk tersebut, contoh
perilaku irasional antara lain :
a.
Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan
dari suatu produk baik melalui media cetak, elektronik atupun sosial.
b.
Merk yang dimiliki hanya merk terkenal
c.
Mengutamakan gengsi atau prestise
A.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen bisa dilihat dari beberapa pendekatan, dimana pendekatan tersebut akan
memberi jawaban tentang maksud dari perilaku konsumen. Ada dua pendekatan
terkait hal tersebut, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan
pendekatan nilai guna (utility) ordinal.
1.
Pendekatan nilai guna cardinal
Pendekatan
kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan satuan
uang atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan
subjek yang menilainya. Pendekatan memiliki asumsi bahwa sebuah produk yang
memiliki kegunaan lebih bagi konsumen maka itulah yang paling diminati. Untuk
itu pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan dengan penilaian yang
subjektif.
Dalam
pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
a.
Hukum Gossen I : menyatakan bahwasannya
kepuasan konsumen akan menurun ketika kebutuhan mereka dipenuhi terus-menerus.
b.
Hukum Gossen II : menyatakan bahwasannya
seorang konsumen akan terus menerus memnuhi kebutuhannya sampai mencapai
intensitas yang sama. Maksud dari intensitas yang sama adalah rasio antara
marginal utility dan harga dari produk yang satu dengan rasio marginal utility
dan harga produk yang lainnya.
Hipotesisi
uatama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang semakin
turun, menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akansemakin
menurun ketika mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk
tersebut. Berbicara tentang nilai guna marginal pasti ada kaitannya dengan
bagimana pemaksimuman nilai guna ayang dirasakan oleh konsumen. Ada beberapa
syarat pemaksimuman bisa terjadi yaitu ketika konsumen berada dalam
keadaan-keadaan sebagai berikut :
a.
Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna
dari produk yang dkonsumsinya jika perbandingan antara nilai guna marginal berbagai
produk tersebut sama dengan perbandingan harga-harga produk tersebut.
b.
Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna
dari produk yang mereka konsumsi jika terdapat kesamaan diantara setiap rupiah
yang dikeluarkan dengan setiap produk yang dikonsumsi.
Dalam
pendekatan kardinal ini terdapat beberapa asumsi,antara lain :
a.
Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter
satuan harga atau utilitas.
b.
Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan
memnuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan batas kemampuan pendapatannya.
c.
Konsumen akan mengalami penurunan utilitas
ketika terus menerus melakukan konsumsi terhadap produk tersebut (diminishing
marginal utility).
d.
Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
e.
Daya atau nilai guna dari uang tetap atau
konstan.
f.
Total utility bisa bersifat melengkapi
(additive) atau berdiri sendiri (independent).
g.
Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya
konsumsinya berdekatan.
Dengan berbagai asumsi tersebut pendekatan
kardinal mampu menyusun sebuah formulasi fungsi permintaan secara baik. Namun
meski begitu pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
a.
Daya guna yang dipandang hanya dari segi
subjektif membuat tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai dengannya.
b.
Memiliki konsep constan marginal utility of
money, yang membuat anggapan nilai uang akan menurun ketika jumlang uang
semakin banyak.
c.
Konsep diminishing marginal utility merupakan
permasalah yang sangat sukar dari segi psikologis dan sulit diterima sebagai
aksioma.
2.
Pendekatan nilai guna ordinal
Berbeda dengan
pendekatan karinal yang memfokuskan kajian pada daya atau nilai guna suatu
barang, namun dalam pendektan ordinal daya guna tidak seratus persen diperhatikan
cukup diketahui dan konsumen mampu menyusun urutan tinggi rendahnya daya guna
yang diperoleh ketika mengkonsumsi sebuah produk. Dasar pemikiran dari
pendekatan ini adalah semakin banyak produk yang dikonsumsi maka semakin besar
kepuasan yang didapat oleh konsumen. Dalam menganalisa tingkat kepuasan
pendekatan ini menggunakan kurva indefferen yang menunjukkan kombinasi atau
campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan tingkat kepuasaan yang
sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara duua macam barang
yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Perpaduan
antara dua kurva ini akan menunjukkan kepuasan yang dicapai oleh konsumen.
Dengan demikian pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah kepuasan yang
maksimum dari melakukan konsumsi terhadap dua macam produk dengan tingkat
pendapatan tertentu. Berbicara tentang pendekatan ordinal pasti tak terlepas
dari kurva indeferens yang memiliki beberapa ciri diantaranya :
a.
Memiliki garis miring yang negatif, artinya
konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya terhadap suatu produk yang satu
jika mereka melakukan konsumsi terhadap produk yang lainnya.
b.
Kurva cenderung menuju ke arah titik origin,
artinya hal ini menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia
keluarkan atau korbankan dalam upaya mengubah kombinasi antara jumlah
masing-masing produk yang dikonsumsi.
c.
Tidak akan ada saling berpotongan, sehingga
konsumen tidak mungkin akan mendapatkan kepuasaan yang sama pada suatu kurva
indeferens yang berbeda.
Sama halnya dengan pendekatan kardinal,
pendekatan ordinal juga memiliki beberapa asumsi penting di dalamnya, antara
lain :
a.
Konsumen yang bersifat rasional
b.
Konsumen memiliki skala prioritas dalam
menyusun produk yang akan dikonsumsi mulai dari yang memiliki daya guna kecil
hingga pada yang memiliki daya guna tinggi.
c.
Konsumen memiliki sejumlah uang
d.
Konsumen selalu berupaya untuk mendapatkan
kepuasan maksimal.
e.
Konsumen selalu konsisten
f.
Hukum yang berlaku adalah hukum transitif.
3.
Macam-macam Perilaku Ekonomi
Selanjutnya
kita akan membahas tentang macam-macam perilaku konsumen, kita ketahui bahwa
perilaku yang ada pada konsumen sangat beranekaragam. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Macam-macam perilaku konsumen, antara lain :
a.
Teori ekonomi mikro
Teori ekonomi
mikro menganggap bahwa setiap konsumen akan selalu berupaya untuk memperoleh
kepuasan yang maksimal. Dimana konsumen akan terus melakukan pembelian terhadap
suatu produk yang bisa memberikannya tingkat kepuasan maksimum. Kepuasan disini
diartikan sebagai kepuasan yang setara atau melebihi marginal utility yang
diturunkan dari pengeluaran atau konsumsi yang sama atas beberapa produk yang
lainnya.
b.
Teori psikologis
Dalam teori
psikologis menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan faktor-faktor
psikologis yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan disekitarnya.
Dalam bidang psikologis pembahasan yang terjadi mengenai perilaku konsumen
sangatlah komplek dan rumit, karena proses mental tidak bisa diamati dan
dilihat secara langsung.
c.
Teori antropologis
Fokus kajian
dari teori antropologis seputar ruang lingkup pembelian atau konsumsi yang
dilakukan oleh konsumen. Teori menekankan pada perilaku pembelian yang
dilakukan oleh sekelompok masyarakat terutama pada ruang lingkup yang luas.
Misalkan kebudayaan, kelas-kelas sosial dan lain sebagainya.
1.
Prinsip dalam Analisa Perilaku Konsumen
Setelah
membahas tentang macam-macam perilaku konsumen, selanjutnya kita akan membahas
tentang prinsip-prinsip dasar apa saja yang ada dalam analisis perilaku
konsumen.
a.
Pendapatan terbatas dan kelangkaan
Pendapatan yang terbatas dan kelangkaan
merupakan suatu masalah yang harus disiasati dengan tepat oleh para konsumen.
Dengan adanya dua masalah ini memaksa seorang konsumen untuk berfikir dua kali
dalam menentukan pengeluaran atau konsumsi yang harus dilakukan namun tetap
dalam anggaran yang telah diteteapkan sebelumnya. Harus adanya keseimbangan
dalam mengkoinsumsi suatu produk. Jika ingin meningkatkan konsumsi terhadap
suatu produk b aik barang atau jasa harus disertai dengan pengurangan konsumsi
terhadap produk lainnya.
b.
Konsumen mampu membedakan antara biaya dan
manfaat
Biaya dan manfaat merupakan dua aspek yang
selalu difikirkan oleh seorang konsumen dalam melakukan konsumsi. Jika dalam
suatu kondisi dimana dua produk yang sama memberikan manfaat atau daya guna
yang sama maka konsumen dengan otomatis akan melihat harga dan memlih yang
lebih murah. Di sisi lain jika dalam kondisi dimana ada dua produk yang
harganya sama, maka konsumen akan melihat dan memperhatikan manfaat serta nilai
gunanya bagi masyarakat dan memilih yang memiliki manfaat lebih besar.
c.
Konsistensi konsumen dalam memperkirakan
manfaat yang tepat.
Konsistensi seorang konsumen dipengaruhi oleh
pengalaman dan orang sekitar. Konsistensi konsumen terhadap suatu produk akan
mudah goyah ketika ada produk yang memiliki manfaat lebih baik dengan harga
yang murah atau setara. Dengan begitu konsumen akan mampu memberikan suatu
perkiraan terhadap produk yang akan dikonsumsi. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa konsistensi konsumen akan tetap bertahan jika produk yang dikonsumsi
telah memnuhi syarat dan memiliki nilai guna yang baik.
d.
Distribusi produk satu dengan yang lainnya.
Distribsusi terhadap suatu produk dengan produk
yang lainnya merupakan cara tepat untuk memnuhi segala kebutuhan dan keinginan
konsumen yang tek pernah selesai. Selain itu dengan adanya distribusi ini
konsumen akan lebih mudah mendapatkan kepuasan dari berbagai sisi.
e.
Konsumen patuh pada hukum berkurangnya tambahan
kepuasan yang berlaku.
Dalam hukum ini berlaku tentang semakin banyaknya
jumlah barang yang dikonsumsi, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang
dihasilkan. Artinya dengan adanya tambahan biaya maka konsumen akan
menghentikan konsumsinya terhadap barang tersebut.
Dalam melakukan
konsumsi pasti ada beberapa perilaku konsumen yang bisa dipantau dan di
analisis tentu perilaku itu terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
a.
Faktor budaya
Budaya memegang
peranan penting dalam melakukan konsumsi. Tipe konsumsi dari konsumen
menyesuaikan budayanya. Misalkan budaya barat dalam melakukan konsumsi tidak
memperhatikan biaya yang penting puas.
b.
Faktor social
Kelas-kelas
sosial yang ada dalam masyarakat mempengaruhi perilaku konsumen, konsumen yang
berada dalam kelas sosial yang tinggi maka mereka tidak akan ragu dalam
mengkonsumsi suatu produk yang penting kebutuhannya terpenuhi. Berbeda dengan
kelas sosial rendah mereka harus memperhitungkan pengeluarannya dengan baik.
c.
Faktor pribadi
Baik buruknya
perilaku konsumen dittentukan oleh masing-masing pribadi yang melakukan
konsumsi tersebut.
d.
Faktor psikologi
Psikologis
seseorang juga mempengaruhi dalam bertindak. Jika kondisi psikologis konsumen
baiok maka mereka akan berperilaku dengan benar. Sedangkan jika kondisi
psikologis seorang terganggu maka tindakannya juga akan mengalami gangguan.
e.
Faktor marketing strategi
Marketing
strategi meliputi beberapa variabel, yaitu barang (produk), harga, periklanan,
dan distribusi.
Itulah beberapa informasi tentang teori
perilaku konsumen. Pada dasarnya perilaku konsumen terjadi ketika mereka
melakukan kegiatan konsumsi. Perilaku konsumen ditentukan oleh beberapa faktor
di dalamnya seperti budaya, sosial, pribadi, psikologis dan marketing plant.
0 komentar:
Posting Komentar