INVESTMENT CENTER AND PERFORMENT MEASUREMENT

            Tujuan Pembelajaran:
-         Siswa dapat memahami mengenai Invesment Center and Performent Measurement
-   Siswa dapat menerapkan pengetahuan mengenai Invesment Center and Performent Measurement
Invesment Center and Performent Measurement



A.  Pengertian Invesment Center (Pusat Investasi)
Pusat investasi menurut (Darsono, 2009:204) merupakan suatu pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggungjawab mengenai pendapatan, biaya dan investasi. Contohnya manajer yang diberi wewenang untuk melakukan proyek investasi yang berhubungan dengan sumber pembiayaan dan penggunaan dana untuk investasi dan operasi. Ia harus memperoleh sumber pembiayaan dengan biaya modal yang serendah-rendahnya dan dapat menginvestasikan pada proyek bisnis yang seefektif dan seefisien mungkin. Kinerjanya dievaluasi berdasarkan hasil atas investasi (Return on Investment atau ROI). Pada pengertian lain pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang hasil kerjanya diukur berdasarkan laba dan jumlah investasinya. Ukuran yang digunakan untuk mengukur hasil kerja sebuah pusat laba adalah laba karena pusat laba mempunyai wewenang terhadap masukan dan keluarnya. Termasuk dalam kelompok masukan adalah investasi.

B.  Mengevaluasi kinerja pusat investasi
Untuk mengevaluasi kinerja pusat investasi memerlukan lebih dari sekedar pelaporan biaya dan margin segmen yang akurat. Selain itu, sebuah pusat investasi bertanggungjawab untuk menghasilkan imbal hasil atas investasi yang memadai. Metode untuk mengevaluasi aspek kinerja sebuah pusat investasi ada dua, yaitu imbal hasil atas investasi (return on invesment atau ROI), dan metode laba residual (residual income)

Metode Imbal Hasil atas Investasi (Return on Invesment atau ROI)

a.    Rumus imbal hasil atas investasi (ROI)
Divisi yang merupakannpusat investasi akan memilki laporan laba rugi dan neraca sendiri.  Misalkan, sebuah perusahaan mempunyai dua divisi yaitu Alpha dan Bet. Laba bersih Alpha adalah 100.000 dan laba bersih Beta adalah 200.000. Jika Alpha menghabiskan investasi sebesar 500.000 untuk menghasilkan kontribusi 100.000 sementara Beta menghabiskan investasi 2.000.000 untuk menghasilkan kontribusi sebesar 200.000. apakah respon anda berbeda. Jelaskan bahwa menghubungkan laba dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan merupakan suatu ukuran kinerja yang memiliki makna. Imbal hasil atas investasi (return on investment-ROI) adalah ukuran kinerja yang paling  lazim bagi suatu pusat investasi atau dapat didefinisikan sebagai laba operasi neto dibagi dengan rata-rata asset operasi.



Makin tinggi imbal balik atas investasi (ROI) suatu segmen usaha, maka makin besar laba yang dihasilkan dari setiap yang diinvestasikan dalam aset operasi segmen tersebut.

b.   Definisis Laba Operasi Neto dan Aset Operasi
Laba operasi neto (net operating income) adalah laba sebelum bunga dan pajak dan kadang-kadang disebut sebagai laba sebelum bungan dan pajak (earnings before interest and taxes-EBIT). Laba operasi neto digunakan dalam rumus tersebut karena dasar perhitungan terdiri atas aset operasi. Jadi, agar tetap konsisten maka yang dgunakan sebagai pembilangnya adalah laba operasi neto.
Aset operasi (operating assets) mencakup kas, piutang, persediaan, aset tetap, dan aset-aset lain yang dipertahankan untuk penggunaan produktif di dalam organisasi. Contoh, aset yang tidak tercakup di dalam kategori aset operasi yaitu aset non-operasional, mencakup tanah yang dipertahankan untuk penggunaan masa depan, investasi dalam suatu perusahaan lain, atau suatu bangunan pabrik yang disewakan pada orang lain. aset-aset ini tidak dimiliki untuk keperluan operasional, maka dikeluarkan dari aset operasi. Dasar aset operasi yang digunakan dalam rumus pada umumnya diperhitungkan sebagai rata-rata aset operasi antara awal dan akhir tahun. 


Kebanyakan perusahaan menggunakan nilai buku neto (yaitu akuisisi dikurangi dengan akumulasi depresiasi) dari aset yang dapat dideperesiasikan untuk menghitung rata-rata aset operasi. Pendekatan ini memiliki kekurangan, dimana nilai buku neto aset akan menurun dari waktu ke waktu, sedangkan akumulasi depresiasi meningkat. Selanjutnya denominator  perhitungan ROI juga akan menurun, sehingga akan meningkatkan ROI. Akibatnya, secara otomatis ROI meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, penggantian peralatan lama yang terdepresiasi dengan peralatan baru akan meningkatkan nilai buku aset yang didepresiasikan, sehingga menurunkan nilai ROI. Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa penggunaan nilai buku neto dalam perhitungan rata-rata aset operasi akan menghasilkan pola peningkatan ROI dari waktu ke waktu yang dapat di prediksikan, karena akumulasi depresiasi bertambah dan menghambat penggantian peralatan lama dengan peralatan baru yang lebih baik. Sebagai ganti nilai buku neto dapat digunakan biaya perolehan bruto aset, yang mengabaikan akumulasi depresiasi. Biaya bruto akan tetap konstan dari waktu ke waktu karena depresiasi diabaikan, oleh karena itu ROI tidak bertumbuh secara otomatis dari waktu ke waktu dan penggantian aset yang telah terdepresiasi penuhdengan aset baru yang berharga cukup seimbang tidak akan berpengaruh terhadap ROI.
Meskipun demikian, kebanyakan perusahaan menggunakan pendekatan nilai buku neto untuk menghitung rata-rata aset operasi karena dianggap praktik pelaporan keuangan perusahaan yaitu mencatat nilai buku neto aset di dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan memasukkan depresiasi sebagai bebabn operasi di dalam laporan laba rugi.

c.    Memahami ROI
Persamaan ROI, yaitu laba operasi neto dibagi dengan rata-rata aset operasi, tidak banyak membantu manajer yang bermaksud untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki ROI perusahaan. Persamaan itu hanya menawarkan dua variabel untuk memperbaiki kinerja – laba operasi neto dan rata-rata aset operasi. Untungnya, ROI dapat dinyatakan sebagai berikut:
ROI = Margin x Perputaran
Dimana
Dan

Penjualan dirumus margin dan perputaran akan terhapuskan, jika kedua rumus ini dikalikan, sehingga rumus ROI awal yang dinyatakan dalam bentuk laba operasi dan rata-rata aset operasi. Jadi, kedua rumus ROI ini akan menghasilkan jawaban yang sama. Namun demikian, rumus margin dan perputaran memberikan beberapa wawasan tambahan.
Dari sudut pandang seorang manajer, margin dan perputaran merupakan konsep yang sangat penting. Margin diperbaiki dengan meningkatkan penjualan atau mengurangi beban operasi termasuk harga pokok penjualan dan beban penjualan dan administrasi. Makin rendah beban operasi per penjualan, maka makin tinggi margin yang diperoleh. Beberapa manajer cenderung untuk terlalu fokus pada margin dan mengabaikan perputaran. Namun demikian, perputaran mengandung bidang tanggung jawab manajer yang sangat penting yaitu investasi dalam aset operasi. Dana berlebihan yang terkait dengan dalam bentuk aset operasi (seperti kas, piutang usaha, persediaan, aset tetap dan aset lain-lain) akan menekan rendah perputaran dan menurunkan angka ROI. Pada kenyataannya, penggunaan aset operasi yang tidak efisien akan berakibat sama dengan memengaruhi turunnya profitabilitas seperti halnya beban operasi yang berlebihan, yang akan menekan margin.
Banyak tindakan melibatkan kombinasi dari perubahan penjualan, beban, dan aset operasional. Misalnya, bahwa Montvale Burger Grill mengharapkan hasil operasi berikut bulan depan:
Penjualan
100.000
Beban operasi
90.000
Laba operasi
     10.000
Rata-rata aset operasi
     50.000

Diharapkan laba atas investasi (return on invesment-ROI) untuk bulan ini dihitung sebagai berikut:

                                    =     
                                    = 10 % x 2
                                    = 20%

Anggaplah bahwa manajer Montvale Burger Grill sedang mempertimbangkan investasi $ 2.000 dalam mesin es krim yang lebih melembutkan dimana dapat menghasilkan beberapa rasa yang berbeda. Mesin baru ini akan meningkatkan penjualan sebesar $ 4.000, tetapi memerlukan biaya operasional tambahan $ 1.000 . Dengan demikian, pendapatan operasi neto akan naik sebesar $ 3.000, menjadi $ 13.000. ROI baru akan menjadi:
                                       

                                                =     
                                                = 12,5 % x 2
                                  = 25% (dibandingkan dengan 20% awalnya)










Elemen imbal hasil atas investasi atau ROI

Penjualan

Harga pokok penjualan

Beban penjualan

Laba operasi neto

Margin

Beban

Penjualan

Perputaran

Penjualan

Rata-rata asset operasi

Aset lancar

Kas


Piutang

Aset lain

Aset tetap

Aset tidak lancar


Persediaan

Beban administasi

ROI
 







































d.   Kritik terhadap ROI
Walaupun ROI banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja, tetapi bukan merupakan suatu alat yang sempurna disukai. Metode ini dihadapkan pada kritik-kritik sebagai berikut :
1.      Hanya memberi tahu manajer untuk meningkatkan ROI mungkin tidak cukup. Manajer mungkin tidak tahu bagaimana cara meningkatkan ROI; mereka mungkin meningkatkan ROI dengan cara yang konsisten dengan strategi perusahaan; atau mereka mungkin juga mengambil tindakan tindakan yang meningkatkan ROI dalam jangka pendek tetapi mengancam perusahaan dalam jangka panjang.
2.      Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen usaha biasanya mewarisi banyak biaya yang telah ditentukan (committed cost) yang dikendalikan oleh manajer. Biaya yang telah ditentukan ini mungkin relevan dalam menilai kinerja segmen usaha sebagai suatu investasi tetapi menyulitkan untuk menilai secara adil kinerja manajer secara relatif dengan manajer lain.
3.      Seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI mungkin menolak atau tidak memanfaatkan peluang investasi yang menguntungkan.

e.    Keunggulan dan Kelemahan ROI
Keunggulan ROI
Mendorong menejer cabang, anak perusahaan, menejer divisi untuk lebih efektif dan efisien mengoperasikan harta untuk memperoleh pendapatan, atau mendorong menejer untuk mempertinggi perputaran harta atau aset turn over dan mempertinggi net profit margin.

Kelemahan ROI
Mempersempit pola pikir manajer yang hanya mengejar laba jangka pendek saja, tanpa bersedia menambah investasi untuk memperoleh laba jangka panjang.


Metode Laba Residu (residual income)
Laba residu (residual income) adalah laba operasi neto yang diperoleh pusat investasi di atas imbal hasil minimum yang diminta atas aset operasi yang digunakan. Dalam bentuk persamaan, laba residu dihitung sebagai berikut:


Nilai Tambahan Ekonomis (Economic Value Added-EVA) adalah adaptasi dari laba residu yang akhir-akhir ini diterapkan oleh banya perusahaan. Berdasarkan EVA perusahaan memodifikasi prinsip akuntansi mereka dengan berbagai cara. Sebagai contoh, dalam EVA dana yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan diperlakukan sebagai investasi dan bukan sebagai beban.
Jika laba residu atau EVA digunakan untuk mengukur kinerja, tujuannya adalah memaksimalkan jumlah total laba residu atau EVA, tidak untuk memaksimalkan ROI secara keseluruhan. Jika tujuannya adalah untuk memaksimalkan ROI, maka setiap perusahaan harus melakukan investasi terhadap seluruh produknya, kecuali satu jenis produk dengan ROI yang paling tinggi.
Sebagai ilustrasi, perhatikan data berikut ini untuk suatu pusat investasi – Divisi Ketchikan di Alaskan Marine Services Corporation:
ALASKAN MARINE SERVICE CORPORATION
Divisi Ketchikan
Data Dasar untuk Evaluasi Kinerja
Rata-rata aset operasi
$ 100.000
Laba Operasi Neto
$   20.000
Tingkat imbal hasil minimal yang diminta
         15%

 Alaskan Marine Service Corporation telah lama memiliki kebijakan evaluasi manajer pusat investasi berdasarkan pada ROI, tetapi sedang mempertimbangkan perubahan menjadi evaluasi berdasarkan laba residu. Kontroler perusahaan yang mendukung perubahan pada laba residu telah memberikan tabel berikut ini yang menunjukkan bagaimana kinerja divisi akan dievaluasi berdasarkan dua metode:
ALASKAN MARINE SERVICES CORPORATION
Divisi Ketchikan

Ukuran kinerja alternatif
ROI
Laba residu
Rata-rata aset operasi (a)
$ 100.000
$ 100.000
Laba operasi neto (b)
$   20.000
$   20.000
ROI, (a) + (b)
          20%

Imbalan hasil minimal yang diminta

$   15.000
Laba residu

$     5.000

Alasan yang mendasari perhitungan laba residu cukup mudah. Perusahaan harus mampu mendapatkan tingkat imbal hasil paling tidak 15% dari investasinya. Karena perusahaan telah menginvestasikan $ 100.000 di Divisi Ketchikan dalam bentuk aset operasi, perusahaan seharusnya mampu memperoleh paling tidak $ 15.000 (15% x $ 100.000) dari investasi. Karena laba operasi neto Divisi Ketchikan adalah $ 20.000, laba residu tersebut sebesar $ 5.000 diatas imbal hasil minimal yang diminta. Jika laba residu digunakan sebagai ukuran kinerja untuk menggantikan ROI, manajer Divisi Ketchikan akan dievaluasi berdasarkan pada pertumbuhan laba residu dari tahun ke tahun.


Motivasi dan Laba Residu
Salah satu alasan utama mengapa kontroler Alaskan Merine Services Corporation ingin berupah dari ROI menjadi laba residu adalah berkenaan dengan pandangan menejer mengenai investasi-investasi baru berdasarkan kedua skema pengukuran kinerja tersebut. Pendekatan laba residu mendorong menejer untuk membuat investasi yang menguntungkan untuk seluruh perusahaan tetapi yang akan ditolak oleh manejer yang dievaluasi oleh rumus ROI.
Sebagai ilustrasi masalah dengan ROI ini, anggaplah bahwa manajer Divisi Ketchikan sedang mempertimbangkan pembelian mesin diaknostik yang terkomputerisasi untuk membantu dalam melayani mesin-mesin disel kelautan. Mesin tersebut akan menghabiskan biaya $ 25.000 dan diharapkan menghasilkan laba operasi tambahan sebesar $ 4.500 per tahun. Dari sudut pandang perusahaan, ini akan menjadi investasi yang bagus karena menjanjikan tingkat imbal hasil sebesar 18% ($ 4.500 : $ 25.000 x 100%), yang berada di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta perusahaan sebesar 15%. Jika menejer Divisi Ketchikan dievaluasi berdasarkan laba residu, dia akan mendukung investasi mesin diaknostik seperti ditunjukkan dibawah ini:
ALASKAN MARINE SERVICES CORPORATION
Divisi Ketchikan
Kinerja yang dievaluasi menggunakan laba residu

Saat ini
Proyek baru
Keseluruhan
Rata-rata aset operasi
$ 100.000
$   25.000
$ 125.000
Laba operasi neto
$   20.000
$     4.500
$   24.500
Tingkat timbal hasil yang diminta
$   15.000
$     3.750*
$   18.750
Laba residu
$     5.000
$        750
$     5.750
*$ 25.000 x 15% = $ 3.750

Karena proyek tersebut akan meningkatkan laba residu Divisi Ketchikan sebesar $ 750, manajer akan berkeinginan untuk berinvestasi dalam mesin diaknostik yang baru.






Sekarang anggaplah manajer Divisi Ketchikan dievaluasi berdasarkan ROI. Dampak mesin diaknostik pada ROI Divisi diperhitungkan sebagai berikut
ALASKAN MARINE SERVICES CORPORATION
Divisi Ketchikan
Kinerja yang dievaluasi menggunakan laba residu

Saat ini
Proyek baru
Keseluruhan
Rata-rata aset operasi (a)
$ 100.000
$   25.000
$ 125.000
Laba operasi neto (b)
$   20.000
$     4.500
$   24.500
ROI, (a) : (b)
20%
18%
19,6%

Proyek baru ini mengurangi ROI Divisi dari 20% menjadi 19,6 %. Ini terjadi karena tingkat imbal hasil 18% pada mesin diagnostik baru, di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta perusahaan 15% di bawah ROI divisi pada saat ini yaitu 20%. Oleh karen itu, mesin diagnostik baru akan menyeret ROI divisi turun walaupun akan menjadi suatu investasi yang bagus dari sudut pandang perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Jika manajer divisi dievaluasi berdasarkan ROI, ia akan ragu-ragu untuk mengusulkan investasi seperti ini.
Umumnya, seorang manajer akan dievaluasi berdasarkan pada ROI akan menolak setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya dibawah ROI divisi saat ini meskipun tingkat imbal hasil proyek baru tersebut di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta untuk seluruh perusahaan. Sebaliknya setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta untuk perusahaan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya laba residu. Karena ini merupakan kepentingan terbaik perusahaan sebagai suatu keseluruhan untuk menerima setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta, manajer yang dievaluasi berdasarkan pada laba residu akan cenderung membuat keputusan yang lebih baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi daripada manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI.
Perbandingan Divisi dan Laba Residu
Laba residu memiliki satu kelemahan. Laba residu dapat digunakan untuk membandingkan kinerja divisi dengan ukuran yang berbeda. Anda seharusnya mempertimbangkan bahwa divisi yang lebih besar akan memiliki lebih banyak laba residu daripada divisi yang lebih kecil bukan karena mereka dikelola dengan lebih baik tetapi hanya karena ukurannya lebih besar.





Sebagai contoh, perhatikan perhitungan laba residu berikut ini untuk Divisi Grosir dan Divisi Ritel dari Sisal Marketing Corporation


Divisi grosir
Divisi retail
Rata-rata aset operasi (a)
$ 1.000.000
$   250.000
Laba operasi neto
$    120.000
$     40.000
Imbal hasil minimum yang diminta
$    100.000
$     25.000
Laba residu
$      20.000
$     15.000

Amati bahwa Divisi Grosir memiliki sedikit lebih banyak laba residu daripada Divisi Ritel, tetapi Divisi Grosir memiliki aset operasi $1.000.000 dibandingkan Divisi Ritel yang hanya memiliki $250.000 aset operasi. Jadi, laba residu Divisi Grosir yang lebih besar kemungkinan merupakan suatu hasil dari ukurannya daripada karena kualitas manajememnnya. Bahkan, tampak bahwa makin kecil devisi, makin dikelola dengan baik, karena mampu mengkasilkan laba residu hampir sama banyaknya denganhanya seperempat dari aset operasi divisi yang lebih besar. Persoalan ini dapat dikurangi ssampai pada derajat tertentu dengan memfokuskan pada presentase perubahan laba residu dari tahun ke tahun daripada jumlah absolut laba residu.

Pengukuran Kinerja Operasi
Selain ukuran kinerja keuangan, organisasi menggunakan banyak kinerja nonkeuangan. Sedangkan ukkuran keuangan mengambil hasil apa yang orang dalam organisasi lakukan, mereka tidk mengukur apa yang mendorong kinerja organisasi. Misalnya, varian aktivitas dan pendapatan mengambil hasil dari usaha yang bertujuan meningkatkan penjualan, tetapi mereka tidak mengukur tidakan yang benar-benar meningkatkan penjualan seperti peningkatan kualitas, mengekspos lebih banyak pelanggan potensial untuk produk, mengisi pesanan pelanggan, dan sebagainya. Akibatnya, banyak organisasi menggunakan berbagai ukuran kinerja non keuangan disamping ukuran keuangan. Tindakan yang sangat penting untuk keberhasilan dalam banyak organisasi.

Waktu Pengiriman
Waktu siklus pengiriman rentang waktu terhitung sejak pesanan diterima dari pelanggan hingga saat pesanan yang lengkap dikirim disebut waktu siklus pengiriman (delivery cycle time). Masalah waktu ini jelas menjadi perhatian penting bagi beberapa pelanggan, yang menginginkan waktu siklus pengiriman sesingkat mungkin. Memotong waktu siklus pengiriman memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan mungkin dibutuhkan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, beberapa perusahaan memasukan ukuran kinerja ini dalam balanced scorecard mereka.

Waktu Siklus Manufaktur
Waktu untuk menyelesaikan produk atau siklus manufaktur yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi disebut waktu throughput (throughput time), atau waktu siklus manufaktur.

Waktu throughput atau waktu siklus manufaktur, terdiri atas waktu untuk memproses, waktu untu inspeksi, waktu untuk memindahkan, dan waktu antre. Waktu proses adalah jumlah waktu aktual yang dibutuhkan untuk mengerjakan produk. Waktu inspeksi atau inspection time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk meyakinkan produk tidak cacat. Waktu pemindahan (move time) adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk memindahkan bahan atau sebagian produk jadi dari lokasi kerja yang satu ke lokasi kerja yang lain. waktu antre (queue time) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan produk untuk menunggu supaya diproses, dipindahkan, diinspeksi, atau menunggu di gudang untuk dikirimkan.

Efisien Siklus Manufaktur (MCE)
Efisien waktu manufaktur melalui gabungan usaha untuk menghapuskan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah sperti inspeksi, memindahkan dan mengantri, beberapa perusahaan telah mengurangi siklus manufakturnya. Hal tersebut juga membantu untuk mengurangi waktu siklus pengiriman dari bulan menjadi hanya mingguan atau jam. Waktu siklus manifaktur, yang dianggap ukuran kinerja pengiriman yang utama dapat dilihat dari perspektif yang lebih baik dengan menghitung efisiensi siklus manufaktur (manufacturing Cycle Efisiency – MCE) dihitung dengan menghubungkan waktu bernilai tambah dengan waktu siklus manufaktur. Rumus tersebut adalah
MCE =

Jika MCE kurang dari 1, maka terdapat aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam proses produksi. MCE=0,5 berarti bahwa separuh dari waktu produksi total terdiri atas inspeksi, pemindahan, dan aktivitas tidak bernilai tambah lainnya. Dibeberapa perusahaan manufaktur, MCE kurang dari 0,1 atau 10% yang berarti 90% dari waktu pemrosesan tidak menambah nilai bagi produk. Dengan memonitor MCE, perusahaan dapat mengurangi aktivitas tidak bernilai tambah dan kemudian mempercepat produk sampai ketangan konsumen dengan biaya yang lebih rendah.

Pengukuran kinerja pusat investasi
Pengembalian atas investasi
Divisi yang merupakannpusat investasi akan memilki laporan laba rugi dan neraca sendiri.  Misalkan, sebuah perusahaan mempunyai dua divisi yaitu Alpha dan Bet. Laba bersih Alpha adalah 100.000 dan laba bersih Beta adalah 200.000. Jika Alpha menghabiskan investasi sebesar 500.000 untuk menghasilkan kontribusi 100.000 sementara Beta menghabiskan investasi 2.000.000 untuk menghasilkan kontribusi sebesar 200.000. Apakah respon anda berbeda. Jelas bahwa menghubungkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan merupakan suatu ukuran kinerja yang lebih memiliki makna.
Satu cara untuk mengkaitkan laba operasional dengan aktiva yang digunakan adalah melalui perhitungan laba yang diperoleh per  dolar investasi. Pengembalian atau investasi ROI (return on investment) adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi.
      ROI = Laba operasi/ Aktiva operasi rata-rata

Laba operasi (operating income), mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas,piutang, persediaan, tanah, gedung,, dan peralatan. Aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut
Aktiva operasi rata-rata =(Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir ) / 2
            Banyak pendapat mengenai bagaimana seharusnya aktiva jangka panjang (pabrik dan peralatan) dinilai ( sebgai contoh, nilai buku kotor versus biaya berjalan). Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih, untuk menilai aktiva jangka panjangnya. Contoh sebelumnya, ROI Alpha adalah 0,20 ($ 100.000/$500.000), sementara ROI Beta hanyalah 0,10 ($200.000/$2000.000). Rumus ROI cepat dan mudah digunakan. Namun dekomposi ROI ke dalam margin dan rasio perputaran (turnover)memberikan informasi tambahan yang selanjutnya akan dibahas lebih rinci.

Margin dan Perputaran
            Rumus kedua untuk ROI adalah margin dikalikan dengan perputaran. Jadi, rumus ROI dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
ROI = Margin x Perputaran
        = (Laba operasi/Penjualan) x Penjualan/Aktiva operasi rata-rata)

            Misalkan, Alpha menghasilkan penjualan $400.000. Maka marginya adalah 0,25 ($100.000/$400.000), dan perputarannya adalah 0,80 ($400.000/$500.000).ROI Alpha akan tetap 0,20 (0,25x0,80).
            Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tesedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran adalah suatu ukuran lain, yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Haslinya menunjukkan seberapa produktif aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Meskipun kedua pendekatan menghasilkan ROI yang sama, perhitungan margin dan perputaran mampu memberikan seorang manajer informasi yang berharga. Untuk mengilustrasikan informasi tambahan itu, pertimbangan data yang disajikan dalam tabel berikut.

PERBANDINGAN ROI
                                                            ELECTRONICS                                MEDICAL SUPPLIES
                                                            DIVISION                             DIVISION
2005    :
Penjualan                                 $30.000.000                            $117.000.000
Laba operasi                            $  1.800.000                            $    3.510.000
ROI                                                     18%                                         18%
2006    :
Penjualan                                 $40.000.000                            $117.000.000
Laba operasi                            $  2.000.000                            $    2.925.000
ROI                                                     20%                                         15%

PERBANDINGAN MARGIN DAN PERPUTARAN
                                                            ELECTRONICS                                MEDICAL SUPPLIES
                                                            DIVISION                             DIVISION
                                                            2005                2006                2005                2006

            Margin                                     6%                   5%                   3%                   2,5%
            Perputaran                               x  3                 x  4                  x  6                  x  6
            ROI                                         18%                 20%                 18%                 15%
                                                                                                                                    
            Electronics Divison meningkatkan ROI dari 18% pada tahun 2005 menjadi 20% pada tahun 2006. Namun, ROI Medical Supplies Division turun dari 18% menjadi 15%, penyebab perubahan ini dapat diketahui melalui perhitungan rasio margin dan perputaran pada masing-masing divisi. Margin untuk kedua divisi turun dari tahun dari tahun 2005 ke tahun 2006. Sebenarnya, kedua divisi mengalami penurunan presentase yang sama(16,67%). Margin yang turun dapat dijelaskan oleh pengeluaran yang meningkat, tekanan persaingan (yang memaksa penurunan harga jual), atau keduanya.
            Meskipun marginya turun, Elektronics Division mampu meningkatkan tingkat pengembaliannya. Ini disebabkan oleh  peningkatan perputaran yang lebih besar dari penunrunan maargin. Salah satu sumber dari peningkatan perputaran yang lebih besar kebijakan yang sengaja mengurangi persediaan (perhatikan bahwa aktiva rata-rata yang digunakan tetap sama pada electronics division meskipun penjualan menigkat $10.000.000 ). Sementara itu, pengalaman medical supplies division kurang menggembirakan karena tingkat peprputarannya tidak berubah maka ROI-nya menurun. Divisi ini berbeda dengan Electronics Division tidak mampu mengatasi penurunan marginal.

Keunggunalan ROI
Sedikitnya ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI :
1.      Mendorong manajer untuk memfokkuskan pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi sebagaimana yang diharapkan daari manager pusat investasi.
2.      Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi biaya.
3.      Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi.

Fokus pada hubungan ROI
Della Barnes, manajer plastics Division, sedang mempertimbangkan saaran darii direktur pemasarannya untuk meningkatkan anggaran sebesar $100.000. direktur pemasaran yakin bahwa kenaikan ini akan mendorong hasil penjualan sebesar $200.000 dan menigkatka margin kontribusi sebesar $110.000. Della menyadarii bahwa tambahan $50.000 untuk aktiva operaasi akan dibutuhkan untuk mendukung kenaikan penjualan tersebut. Akhir-akhir ini divisi menghasilakan penjualan sebesar$2.000.000, laba operasi bersih$150.000, dan aktiva operasi rata-rata $1.000.000.
            Apabila anggaran iklan naik hingga $100.000 dan margin kontribusi naik sebesar $110.000, maka laba operasi akan naik $10.000 ($110.000-$100.000). Dengan tambahan biaya iklan dan investasi sebesar $50.000 dalam aktiva, maka ROI menjadi 15,24% ($160.000/$1.050.000). Karena ROI meningkat maka Della memutuskan untuk meningkatkan biaya iklan.

Fokus pada efisiensi biaya
            Kyle Chugg manajer turner battery division merasa kesal ketika mengkaji proyeksi-proyeksi untuk semester kedua dari tahun fiskal berjalan. Resesi ekonomi  benar-benar mengganggu kinerja divisinya. Dengan menambah proyeksi  laba operasi sebesar $200.000 pada laba operasi aktual semester pertama menghasilkan proyeksi laba tahunan sebesar $425.000. Kyle membagi proyeksi laba operasi dengan aktiva operasi rata-rata divisi untuk mendapatkan proyeksi ROI sebesar 12,15%.Melihat beberapa tahun lagi dimasa mendatang yang buruk  sebelum bisnis kembali normal maka harus melakukan perbaikan kinerja perusahaan.
            Kyle memerintahkan semua manajer operasi untuk mengidentifikasi dan menghaspud semua aktivotas yang tidak memiliki nilai tambah . Hasiknya, manajer  tingkat bawah menemukan cara untuk mengurangi biaya sampai $150.000. Selama semester kedua. Pengurangan ini meningkatkan laba operasi tahunan dari $425.000 menjadi 575.000 yang akibatnya meningkatkan ROI 12,15 % menjadi 16,43%. Kyle mendapatkan pengurangan biaya yang dapat dipertahankan setelah bisnis kembali normal.

Fokus pada efisiensi aktiva operasi
            Electronic Storage Division mengalami kemakmuran selama tahun-tahun awal berdiri. Pada awalnya, divisi ini mengembangkan teknologi baru untuk penyimpanan data,penjualanm dan pengembalian atas investasi sangat tinggi. Namun, beberapa tahun terakhir, pesaing berhasil mengembangkan teknologi yang berdaya saing dan ROI divisi menurun dari 30% menjadi 15%. Pada awalanya, pe,otongan biaya cukup membantu. Namun sekarang semua pemborosan biaya telah dihapuskan dan perbaikan lebih lanjut melalaui pemotongan biaya sudah tidak mungkin lagi. Selain itu, peningkatan penjualan nampak tidak mungkin tercapai karena persaingan terlalu tajam. Manajer divisi mengupayakan beberapa cara untuk meningkatkan ROI paling sedikit 3% sampai 5% . Hanya dengan meningkatkan ROI hingga divisi ini dapat mengimbangi divisi yang lain. Divisi berharap menerima tmabahan modal untuk riset dan pengembangan.
            Manajer divisi melalui suatu program insentif untukmengurangi aktiva operasi. Hasil terbesar diperoleh dari pengurangan perssediaan namun satu pabrik ditutup karena penurunan jangka panjang pada pangsa pasar. Melalui pengoperasian sistem pembelian dan pengolahan jist in time (JIT), divisi mampu mengurangi aktivanya tanpa mengancam pangsa pasar yang masih ada. Akhirnya, pengurangan aktiva operasi berarti bahwa operasi masih dapat dikurangi lebih jauh. Hasi akhirnya adalh peningkatan 50% pada ROI divisi, dari 15% menjadi lebih dari 22%.

Kelemahan ROI
1.      ROI mengakibatkan fokusan yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan
2.      ROI mendorong para manajer untuk berfokus pada kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang

Kelemahan-kelemahan diilustrasikan sebagai berikut.
Fokus yang sempit pad aprofitabilitas divisi.
Suatu divisi yang memproduksi alat-alat pembersih mendapat kesempatan untuk melakukan investasi dalam dua proyek pada tahun yang akan datang. Biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing investasi,tingkat pengembalian, dan ROI adalah sebagai berikut :

                                                Proyek I                     Proyek II
Investasi                                              $10.000.000                $4.000.000
Laba operasi                                        $  1.300.000                $   640.000
ROI                                                                 13%                             16%

Divisi saat ini menghasilkan ROI sebesar 15%, aktiva operasi $50.000.000 dan laba operasi atas investasi berjalan $7.500.000. Divisi mendapatkan persetujuan tambahan investasi sebesar $15.000.000 untuk investasi modal baru. Kantor pusat perusahaan mensyaratkan semua investasi harus menghasilkan laba paling sedikit 10% (tingkat laba ini mencerminkan biaya perusahaan untuk mendapatkan modal). Setiap modal yang tidak digunakan oleh divisi akan diinvestasikan oleh kantor pusat dan menghasilkan laba tepat 10%.
            Manajer divisi mempunyai empat alternatif. Pertama, melakukan investasi proyek I. Kedua, melakukan investasi proyek II. Ketiga, melakukan investasiproyek I dan II. Keempat, tidak melakukan investasi pada kedua proyek.

                                                            Alternatif
                                                Pilih                Pilih                Pilih Kedua    Tidak Ada
                                                Proyek I         Proyek II        Proyek                        Proyek

Laba operasional                     $  8.800.000    $  8.140.000    $  9.440.000    $  7.500.000
Aktiva operasional                  $60.000.000    $54.000.000    $64.000.000    $50.000.000
ROI                                                  14,67%          15,07%             14,75%                15%

Manajer divisi memilih investasi proyek II, karena investasi tersebut akan meningkatkan ROI dari 15% menjadi 15,07%.
Meskipin mampu memaksimalkan ROI divisi, proyek II sebenarnya membebani perolehan laba perusahaan. Apabila proyek I yang dipili, perusahaan akan memperoleh laba $1.300.000. Dengan tidak memilih proyek I, modal $10.000.000 diinvestasikan pada 10%, hanya akan menghasilkan sebesar $1.000.000 (0,10 x $10.000.000).  Akibatnya, perhatian yang hanya ditujukan pada ROI divisi merugikan perusahaan $300.000 dalam bentuk penurunan laba ($1.300.000-$1.000.000)
            Mendorong Optimisasi Jangka Pendek
Ruth Lunsford, manajer divisi alat-alat ringan, kecewa dengan kinerja divisi selama tiga kuartal pertama. Berdasarkan proyeksi laba kuartal keempat, ROI untuk tahun tersebut adalah 13%, paling tidak 2% dibawah yang diharapkan. ROI ini mungkin tidak cukup kuat sebagai alasan pendukung bagi promosi yang diinginkan. Hanya dengan tiga bulan yang tersisa, tindakan drastis harus dilakukan. Meningkatkan penjualan pada kuartal terakhir tidaklah besar kemungkinannya. Kebanyakan penjualan dibukukan paling sedikit dua sampai tiga bulan sebelumnya. Penekanan pada kegiatan penjualan ekstra akan menghasilkan manfaat untuk kinerja tahun berikutnya. Hal yang diperlukan adalah beberapa cara untuk meningkatkan kinerja tahun ini.
            Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, Ruth memutuskan untuk menempuh langkah-langkah berikut :
1.      Memberhentikan lima pegawai penjualanya yang menerima gaji tertinggi
2.      Memotong anggaran iklan kuartal keempat sampai 50%
3.      Menunda seluruh promosi pegawai dalam divisi selama tiga bulan
4.      Mengurangi anggaran pemeliharaan sampai 75%
5.      Menggunakan bahan baku yang lebih murah untuk produksi selama kuartal keempat
Secara keseluruhan, langkah-langkah tersebut akan mengurangi beban, menaikkan laba, dan meningkatkan ROI menjadi kurang lebih 15,2%.
            Tindakan Ruth mampu meningkatkan laba dan ROI dalam jangka pendek. Namun tindakan tersebut mengandung beberapa konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Pemberhentian pegawai penjualan yang menerima gaji tertinggi dan mungkin pegawai terbaik dapat mengganggu kemampuan divisi untuk menghasilkan penjualan dimasa mendatang. Penjualan dimasa mendatang mungkin dapat terganggu karena adanya pemotongan biaya iklan dan penggunaan bahan baku yang lebih murah. Penundaan promosi pegawai mungkin merusak moral pegawai, yang bahkan dapat mengurangi produktivitas dan penjualan dimasa mendatang. Akhirnya, pengurangan biaya pemeliharaan kemungkinan akan meningkatkan frekuensi mesin yang rusak dan mengurangi usia produktif mesin produksi.

Laba Residu
            Untuk mengatasi kecenderungan ROI menciptakan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tetapi mengurangi ROI divisi, beberapa perusahaan mengadopsi suatu ukuran kinerja alternatif yang disebut laba residu. Laba residu (economic value added-EVA) adalah laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, perusahaan telah menciptakan kekayaan. Jika negatif maka perusahaan telah menyia-nyiakan modal. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan.
            EVA adalah sebagai figur dolar, bukan suat tingkat presentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. Inti EVA adalah penekanannya pada laba bersih operasi dan biaya aktual dari modal. Ukuran pengembalian lain bisa saja menggunakan angka-angka pada nilai buku akuntansi, yang dapat atau tidak dapat mewakili biaya sebenarnya dari modal. Pendapatan residual, sebagai contoh, Coca-Cola memiliki tambahan laba residu $1.562.000  pada tahun 1999. Begitu juga halnya denga, General Electric, Microsoft, dan Merck yang mengalami peningkatan berarti dalam kekayaan perusahaan pada tahun 1999 menurut perhitungan EVA. Akan tetapi, perusahaan lainya menunjukkan penurunan kekayaan tahun 1999 menurut perhitungan EVA. Ini meliputi perusahaan AT&T, Pepsico, Hewlett-Papckard, America OnLine, dan Sears Roebuck.
Persamaan EVA
EVA = Laba operasional setelah pajak – (Biaya tertimbang rata-rata atas modal x total modal yang terpakai)
            Kesulitan yang dihadapi kebanyakan perusahaan adalah menghitung biaya modal yang terpakai. Dua langkah yang terlibat dalam hal ini adalah (1) menentukan biaya tertimbang rata-rata atas modal dan (2) menetukan total jumlah modal yang dipakai. Untuk menghitung biaya rata-rata atas modal, perusahaan harus mengidentifikasi seluruh sumber dari dana yang diinvestasikan. Sumber-sumber yang biasanya adalah pinjaman dan ekuitas (saham yang diterbitkan). Pinjaman uang apapun biasanya memiliki tingkat bunga, dan tingkat itu dapat disesuaikan untuk pengurangan pajaknya. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan telah menerbitkan surat obligasi 10 tahun dengan tingkat bunga tahunan 8 persen dan tingkat pajak adalah 40 persen, maka biaya bersih surat obligasi adalah 4,8 persen [0,08-(0,4x0,08)]. Sedangkan biaya atas pembiayaan adalah kesempatan (opportunity cost) bagi para investor.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          Setelah waktu berjalan, para pemegang saham menerima pengembalian rata-rata 6 persen lebih tinggi daripada pengembalian atas obligasi pemerintah jangka panjang. Jika tingkat obligasi sekitar 6 persen, maka biaya rata-rata ekuitas adalah 12 persen. Saham-saham yang lebih berisiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi dan begitu sebaliknya. Akhirnya, pembagian proporsional dari masing-masing metode pembiayaan dikalikan dengan persentase biayanya dan dijumlahkan untuk menghasilakan biaya beban rata-rata modal.
            Anggaplah bahwa suatu perusahaan memiliki dua sumber dana. $2 juta obligasi jangka panjangdengan bunga 9 persen dan $6 juta saham biasa yang dipertimbangkan sebagai risiko rata-rata. Jika tingkat pajak perusahaan adalah 40 persen dan tingkat bunga obligasi pemerintah jangka panjang adalah 6 persen, biaya beban rata-rata modal perusahaan dihitung sebagai berikut:
                       

Jumlah
Persen
Biaya Setelah Pajak
Biaya yang Dibebankan
Obligasi
$2000.000
0,25
0,09 (1-0,4) = 0,054
0,0135
Ekuitas
$6000.000
0,75
0,06 + 0,06 = 0,120
0,0900
Total
$8000.000


0,1035

            Sehingga, biaya tertimbang rata-rata atas modal perusahaan adalah 10,35 persen.
            Data kedua menunjukkan pentingnya menghitung biaya modal (dalam dolar) yang terpakai yakni jumlah modal yang terpakai. Jumlah yang dibayarkan untuk gedung, tanah, dan mesin harus dimasukkan. Pengeluaran lain yang diharapkan memiliki suatu pengembalian berjangka panjang, seperti penelitian dan pengembangan, pelatihan pegawai, dan lainnya, seharusnya juga dimasukkan. Meskipun faktanya adalah hal-hal tersebut diklarifikasikan oleh GAAP sebagai beban, EVA adalah suatu ukuran akuntansi manajemen internal, dan pengeluaran-pengeluaran ini dapat dianggap sebagai investasi.
Contoh EVA. Anggaplah bahwa Mahalo, Inc., tahun lalu memiliki pendapatan operasi bersih setelah pajak sebesar $900.000. tiga sumber pembiayaan digunakan oleh perusahaan: $2 Juta dari obligasi hipotek (mortgage bonds) dengan bunga 8 persen, $3 Juta dari obligasi tanpa jaminan dengan bunga 10 persen, dan $10 Juta di saham biasa, yang dianggap tidak lebih atau lebih tidak berisiko disbanding saham lain. Mahalo membayar tingkat pajak marginal 40 persen. Biaya setelah pajak dari obligasi hipotek adalah 0,048[(1-0,4)x0,08)]. Biaya setelah pajak dari obligasi tanpa jaminan adalah 0,06[(1-0,4)x0,10]. Tidak ada penyesuaian pajak untuk ekuitas, sehingga biaya untuk saham biasa adalah 12 persen (6 persen pengembalian atas obligasi pemerintah jangka panjang ditambah 6 persen premi rata-rata). Biaya tertimbang rata-rata atas modal dihitung dengan mengambil proporsi modal dari tiap sumber pembiayaan dan mengalikannya dengan biayanya. Biaya tertimbang rata-rata atas modal untuk Mahalo dihitung sebagai berikut:

Jumlah
Persen
Biaya Setelah Pajak
Biaya yang Dibebankan
Obligasi Hipotek
$2000.000
0,133
0,048
0,006
Obligasi tanpa jaminan
$3000.000
0,200
0,060
0,012
Saham biasa
$10.000.000
0,667
0,120
0,080
Total
$15.000.000



Biaya rata-rata tertimbang atas modal
0,098

Jika biaya tertimbang rata-rata atas modal dikalikan dengan total modal yang dipakai, maka biaya modal diketahui. Untuk Mahalo jumlah modal yang dipakai adalah $8juta, sehingga biaya modal adalah $784.000 (0,098 x $8 juta). EVA Mahalo dihitung sebagai berikut:

Pendapatan operasional setelah pajak
$900.000
Dikurangi: Biaya modal
$784.000
EVA
$116.000

            EVA positif berarti bahwa Mahalo mendapat laba operasional lebih dan di atas biaya modal yang digunakan. Hal ini menciptakan kekayaan.
Menggunakan EVA untuk Proyek Individual. Sebagaimana ROI dapat dihitung untuk proyek individual, begitu juga EVA. Pada kasus divisi produk alat pembersih. Manajer divisi menolak Proyek 1 karena akan menurunkan ROI divisi; namun, namunkeputusan tersebut membebani laba perusahaan sebesar $300.000. penggunaan EVA sebagai pengukur kinerja akan mencegah kerugian ini. EVA unruk tiap proyek dihitung sebagai berikut:
Proyek I
      EVA = Pendapatan proyek – Biaya modal
            $1.300.000 – (0,10 x $10.000.000)
            $1.300.000 - $1000.000
            $300.000
            Biaya modal diatas didapat dari persentase biaya pendanaan perusahaan dikalikan dengan aktiva yang dipakai.

Proyek II
      EVA = $640.000 – (0,10 x $4000.000)
            $640.000 - $400.000
            $240.000
            Kedua proyeksi memiliki EVA positif, yang menekankan bahwa keduanya memberikan keuntungan. Untuk tujuan perbandingan, EVA divisi untuk tiap keempat alternative diidentifikasikan sebagai berikut:






Pilih Proyek I
Pilih Proyek II
Pilih Kedua Proyek
Tidak Ada Proyek
Aktiva operasional
$60.000.000
$54.000.000
$64.000.000
$50.000.000
Laba operasional
$8.800.000
$8.140.000
$9.440.000
$7.500.000
Biaya modal
$6.000.000
$5.400.000
$6.400.000
$5.000.000
EVA
$2.800.000
$2.740.000
$3.040.000
$2.500.000

            Tabel diatas menunjukkan bahwa memilih kedua proyek menghasilkan peningkatan EVA terbaik. Penggunaan EVA mendorong para manajer untuk menerima proyek manapun yang menghasilkan tingkat diatas minimum.
Aspek Perilaku EVA. Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku yang benar dari berbagai divisi dengan menunjukkan bahwa penekanan semata-mata pada pendapatan operasional tidaklah mencukupi. Alasan yang menggarisbawahi adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya. Akibatnya, biaya modal diperhitungkan sebagai pengeluaran perusahaan. Jika suatu divisi menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan dilaporkan dalam neraca laba rugi perusahaan secara keseluruhan dan tidak diperlihatkan sebagai pengurang pendapatan operasional divisi. Akibatnya, investasi terlihat seolah-olah beban biaya bagi divisi, dan tentu saja, mereka menginginkan lebih.

Ukuran Kinerja Berganda
ROI dan EVA adalah ukuran-ukuran kinerja manajerial yang penting. Para manajer cenderung hanya berfokus pada angka-angka keuangan. Focus ini tidak menunjukkan keseluruhan keadaan perusahaan. Selain itu, manajer yang jenjangnya lebih rendah dan pegawai dapat merasa tidak dapat membantu meningkatkan laba bersih atau investasi. Oleh sebab itu, ukuran operasional nonkeuangan telah dikembangkan.
            Manajer dalam lingkungan perusahaan berteknologi tinggi sangat mungkin menggunakan berbagai ukuran kinerja yang mencakup ukuruan keuangan dan nonkeuangan. Hewlett-Packard menemukan bahwa semakin cepat suatu produk baru memasuki pasar, semakin tinggi profitabilitas produk tersebut. Jadi, pada tahap pendesainan produk. Jadwal yang ketat adalah salah satu ukuran kinerja utama di Hewlett-parkard.

PENGUKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA MANAJER
            Beberapa perusahaan menganggap kinerja divisi ekuivalen dengan kinerja manajernya, terdapat alasan yang kuat untuk membedakan keduanya. Seringkali kinerja divisi berkaitan dengan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajer. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengaitkan kompensasi manajerial dengan faktor-faktor yang berada dalam kendali manajer.

Pembayaran Insentif Manajer
            Masalah evaluasi dan pembayaran insentif manajerial mungkin tidak akan mendapat perhatian besar apabila para manajer sama-sama berupaya menunjukkan kemampuan terbaik mereka, dan apabila kemampuan tersebut telah diketahui sebelumnya. Pada kebanyakan perusahaan, pemilik mempekerjakan manajer untuk menjalankan perusahaan sehari-hari dan memdelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada mereka. Misalnya, para pemegang saham perusahaan yang mempekerjakan CEO melalui dewan direksi. Demikian juga, manajer divisi yang dipekerjakan oleh CEO untuk mengoperasikan divisi mereka atas nama pemilik. Selanjutnya pemilik harus yakin bahwa manajer-manajer tersebut melakukan pelayanan yang baik.
            Ada tiga alasan mengapa manajer tidak memberikan pelayanan yang baik: (1) manajer mungkin memiliki kemampuan yang rendah, (2) manajer mungkin lebih suka untuk tidak bekerja sekeras yang dibutuhkan, dan (3) manajer mungkin lebih suka memanfaatkan sumberdaya perusahaan untuk tunjangan. Alasan pertama mengharuskan pemilik berusaha menggali sebanyak mungkin informasi sebelum menerima seorang manajer. Pertimbangkan kembali alasan-alasan desentralisasi, salah satunya adalah bahwa desentralisasi dapat menjadi sarana pelatihan bagi para calon manajer di masa depan. Selain itu, desentralisasi juga dapat memberi isyarat kepada manajemen jenjang lebih tinggi mengenai kemampuan manajerial para manajer divisi. Alasan kedua dan ketiga dari masalah mengapa manajer tidak memberikan kemampuan terbaiknya mengharuskan pemilik untuk senantiasa memonitor para manajernya, atau membuat skema insentif yang akan lebih mendorong terciptanya kesesuaian tujuan diantara para manajer dan pemilik. Pada umumnya manajer mungkin tidak suka melakukan pekerjaan yang berat dan rutin. Oleh karena itu mereka perlu diberi kompensasi agar bersedia melakukan pekerjaan tersebut. Hal yang erat kaitannya dengan masalah tersebut adalah munculnya kecenderungan dari beberapa manajer yang memanfaatkan tunjangan secara berlebihan. Tunjangan adalah jenis keuntungan tambahan yang diterima oleh seorang manajer di luar gaji mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pembayaran intensif yang terstruktur dengan baik dan mampu membantu upaya-upaya menciptakan kesesuaian tujuan antara manajer dan pemilik.

Kompensasi Manajemen: Mengupayakan Kesesuaian Tujuan
            Kompensasi manajemen biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adala untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja yang terbaik bagi perusahaan. Pengaruh kompensasi manajerial untuk mendorong manajer mengadopsi tujuan yang sama dengan perusahaan adalah suatu masalah yang penting. Beberapa bentuk penghargaan manajerial adalah berupa kenaikan gaji, bonus berdasarkan laba perusahaan, opsi saham, dan kompensasi non keuangan.

Kompensasi Keuangan: Kompensasi keuangan meliputi gaji dan bonus.
Suatu perusahaan mungkin menghargai kinerja manajerial dengan memberikan kenaikan gaji secara periodic. Namun, kenaikan gaji merupakan hal yang permanen. Di lain pihak, bonus dapat lebih fleksibel. Banyak perusahaan menggunakan kombinasi gaji dan bonus sebagai imbalan kinerja melalui penetapan tingkat gaji yang wajar dari pemberian bonus yang disesuaikan dengan perolehan laba perusahaan. Seorang manajer mungkin memperoleh bonus berdasarkan laba bersih divisi atau menurut target kenaikan laba bersih. Sebagai contoh, seorang manajer divisi mungkin menerima gaji tahunan sebesar $75.000 dan bonus tahuan sebesar 5 persen dari kenaikan laba bersih yang dilaporkan. Apabila laba bersih tidak naik, maka bonus manajer adalah nol. Skema pembayaran insentif seperti ini mampu membuat kenaikan laba bersih, yang merupakan tujuan pemilik dan juga penting bagi manajer.
            Kompensasi yang didasarkan pada laba mungkin dapat menciptakan perilaku disfungsional. Sementara itu, apabila bonus dipatok pada jumlah tertentu, manajer mungkin akan menangguhkan pengakuan laba pada akhir tahun agar bonus maksimal untuk tahun berikutnya mampu dicapai. Oleh karena itu, pihak-pihak yang menyusun sistem insentif harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari berbagai sistem insentif.

Masalah dalam Pengaturan Kompensasi Berdasarkan Laba.
Ukuran-ukuran kinerja tunggal, yang seringkali menjadi dasar dalam pemberian bonus, dapat memancing munculnya perilaku spekularif manajerial. Manajer mungkin meningkatkan ukran-ukuran kinerja jangka pendeknya atas beban kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin berusaha menigkatkan laba bersih perusahaan dengan menolak melakukan investasi dalam peralatan yang lebih canggih dan efisien. Hasilnya beban penyusutan akan tetap rendah, namun tingkat produktivitasnya dan mutu juga rendah. Suatu perubahan akuntansi dari FIFO menjadi LIFO atau dalam metode penyusutan, misalnya akan mengubah laba bersih meskipun volume penjualan dan biaya-biaya tidak berubah.
            Bonus dalam bentuk tunai mampu mendorong orientasi jangka pendek. Untuk mendorong orientasi jangka panjang, banyak perusahaan yang mendesak para eksekutif puncaknya membeli dan memiliki saham perusahaan dalam jumlah tertentu agar mereka tetap bekerja di perusahaan. Eastman Kodax, Xerox, CSX, Union Carbide, dan Harshey Foods adalah contoh perusahaan yang memiliki buku pedoman pemilikan saham bagi para manajemen puncaknya.
            Masalah lain dalam penyusunan program kompensasi manajemen adalah bahwa pemilik dan manajer seringkali berbeda pendapat dalam memandang pengaruh risiko. Ketika para manajer mengetahui besarnya modal mereka sendiri, keuangan dan sumber daya manusia, yang diinvestasikan, mereka mungkin menjadi kurang berani mengambil risiko. Pemilik, karena kemampuan mereka menyebar risiko, mungkin lebih menyukai sikap yang lebih berani mengambil risiko. Akibatnya, para manajer tentu agak terisolasi dari risiko rugi besar yang mendorong mereka membuat keputusan kewirausahaan.
Kompensasi Nonkeuangan.
Kompensasi nonkeuangan adalah salah satu bentuk kompensasi yang juga penting. Adakalanya manajer lebih memilih tidak mendapat kenaikan gaji tetapi mendapat kenaikan jabatan, ruang kerja yang nyaman dan mewah, rekening pengeluaran yang ditanggung perusahaan, dan sebagainya. Setiap tunjangan menjadi isyarat pengakuan manajemen jenjang lebih tinggi terhadap kinerja manajer dibawahnya. Pemanfaatan tunjangan merupakan suatu segi penting dari kompensasi manajemen. Tunjangan mampu membuat manajer lebih efisien. Sebagai contoh, seorang manajer yang sibuk mungkin mampu mempekerjakan beberapa asisten secara efektif, dan merasakan bahwa penggunaan pesawat perusahaannya memungkinkan ia menyusun secara efektif jadwal perjalanan meninjau divisi-divisinya. Namun, tunjangan dapat juga disalahgunakan. Misalnya, para pemegang saham RJR Nabisco tentu tidak mendapatkan keuntungan ketika mantan CEOnya F. Ross Johnson, menggunakan pesawat jet perusahaan untuk menerbangkan sahabat-sahabatnya berkeliling dunia.



0 komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates

About

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →

Popular Posts