Tujuan
Pembelajaran:
-
Siswa dapat memahami mengenai teori produksi dan
konsep dasarnya
-
Siswa dapat memahami mengenai teori produksi dan
analisisnyaTeori Produksi
A. ANALISIS PRODUKSI
Analisis mengenai biaya
produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu: jangka waktu
produksi dan jangka waktu panjangs. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana
perusahaan dapat menambah salah satu factor-faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis dimisalkan bahwa
sebagian dari factor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya,
sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua factor produksi dapt
mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu
memang diperlukan. Membahas mengenai sifat-sifat biaya produksi perusahaan di
dalam masing-masing jangka waktu tersebut merupakan pokok persoalan yang akan
diuraikan dalam materi ini.
B. FUNGSI
PRODUKSI
Menurut Adiwarman A.
Karim (2007), Produksi adalah proses yang telah terlahir dimuka bumi ini
semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan
hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan
tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan antara
manusia dan ala mini, Allah telah menetapkans bahwa manusia adalah pengelola
segala apa yang terhampar di muka bumi ini untuk dimaksimalkan fungsi dan
system tidak akan keluar dari unsure kerja atau upaya manusia. Menurut Sadono
Sukirno (2005), fungsi produksi adalah hubungan diantara factor-faktor produksi
dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi.
Factor-faktor produksi seperti yang telah dijelaskan dapat dibedakan kepada
empat golongan yaitu: tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawaan.
Didalam teori ekonomi,
didalam menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga factor
produksi yang belakangan dinyatakan (tanah, modal dan keahlian keusahawanan)
adalah tetap jumlahnya. Menurut Wilson Bangun (2007), fungsi produksi menejelaskan
hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil produksi. Factor produksi
dikenal dengan istilah input, sedangakn hasil produksi disebut dengan output.
Hubungan keduas bariabel (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan, sebagai berikut: Q = f (K,L,N, dan T) Q adalah output,
sedangkan K,L,R, dan Tmerupakan input. Input K adalah jumlah modal, L adalah
jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya alam, dan T adalahs teknologi.
Besernya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input
tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan
jumlah input K,L dan N atau meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang
efisien, produsen dapat melakukan pilihan penggunaan input yang lebih efisien.
C. TEORI
PRODUKSI DENGAN SATU INPUT
Fungsi produksi dengan
satu input menjelaskan hubungan antara jumlah output dengan satu input. Kalau
output itu adalah tenaga kerja, maka fungsi produksi disini menjelaskan
hubungan antara Output dengan jumalh tenaga kerja, dimisalkan input-input yang
lain tetap. Dengan perkataan lain, jumlah output ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang digunakan. Secara sistematis hubungan kedua variable tersebut adalah
sebagai berikut: Q = f (L) Dalam teori produksi ada beberapa konsep yang perlu
diketahui antara lain, produksi totoal (total product/TP), Produk rata-rata
(Average Product/AP), dan produk marjinal (Marjinal Product/MP) .
1.
Produk
Total Pruduk total adalah jumlah produk yang dihasilkan dengan menggunakan
input (tenaga kerja).
2.
Produk
rata-rata Produk rata-ratas (AP) adalah rata-rata produk yang dihasilkan setiap
input (tenaga kerja). Dengan demikian produk rata-rata merupakan hasil bagi
antara total produk (TP) dengan jumlah tenaga kerja (L). Dengan menggunakans
rumus produksi rata-rata adalah sebagai berikut: AP = TP/L
3.
Produk
Marjinal Produk marjinal (MP) adalah tambahan jumlah produk yang diakibatkan
oleh tambahan satu unit input (tenaga kerja) yang digunakan. Dengan demikian,
produk marjinal merupakan perbandingan antara perubahan produk total dengan
perusahaan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Dengan menggunakan rumus produk
marjinal adalah sebagai berikut: MP= DTP/DL
D. TEORI
PRODUKSI DENGAN DUA INPUT
Langkah selanjutnya
dalam skegiatan proses produksi adalah menggunakan dua input. Misalnya input
yang digunakan adalah tenaga kerja (L) dan modal (K). Jadi, jumlah output
ditentukan oleh jumlah tenaga kerja dan modal. Dalam hal ini, dimisalkan bahwa
input L dan K dapat berubah-ubah, sedangkan output yang lain tetap. Hubungan
antara output dengan input (L dan K) dapat ditunjukan melalui persamaan berikut
ini: Q= f (L, K) Dalam kegiatan produksi, kedua inputi tersebut dapat
dipertukarkans penggunaanya, misalnya L dapat diganti dengan K, demikian
sebaliknya K dapat diganti dengan L.
E. KONSUMSI
INTER-TEMPORAL DALAM ISLAM
Bagian ini merujuk pada
Monzer Kahf yang berusaha mengembangkans pemikiran tentang hal ini, dengan
memulai membuat asumsi sebagai berikut:
1.
Islam
dilaksanakans oleh masyarakat
2.
Zakat
hukumnya wajib
3.
Tidak
ada riba dalam perekonomian
4.
Mudarabah
wujud dalams perekonomian
5.
Pelaku
ekonomi bersikap rasional dengan memaksimalkan kemaslahatan. Berlakunya
beberapa instrument dalam ekonomi Islam tentu berdampak pula kepada perubahan
perilaku konsumen bila tanpa instrument Islam tersebut.
Beberapa instrument
yang dapat memengaruhi volume jumlah yang dialokasikan untuk konsumsi baik pada
periode satu atau dua meliputi:
1.
Zakat
Pengenaan zakats pada periode 1 (Z1) akan mengurangi m1 yang dialokasikan untuk
C1. Bila tidak ada tabungan atau peminjaman pada periode 1 makas a Final
Spending (m1 = FS = C1 + Z1) sama dengan m1.
2.
Infak
atau shadaqah Pengeluaran infak atau shadaqahs pada periode 1 akan mengurangi
m1 yang dialokasikan untuk C1. Tidak ada tabungan atau peminjaman pada periode
1 maka Final Spending sama dengan m1.
3.
Rate
of Profit atausd pendapatan bagi hasil (Rp) Apabila pada periode 1 ada sebagian
m1 yang dialokasikan dalam bentuk tabungan yang diinvestasikan maka Final
Spending periode 2 (FS2) sama dengan m2 ditambah dengan jumlah m1 yang ditabung
ditambah dengan rate of profit (rp) (FS2 = m2 + (1 +rp) m2).
F. BENTUK-BENTUK
ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi perusahaan
dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu: perusahan
perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Disamping itu ada pula perusahaan
Negara dan perusahaan yang dikehendalikan secara koperasi. Uraian dalam bagian
ini secara ringkas menerangkan cirri-ciri dari berbagai bentuk perusahaan tersebut.
1.
Perusahaan
perseorangan
Perusahaan perseorangan
adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap
perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional adalah
tidaklah terlalu besar (jauh lebih kecil daripada perusahaan perseroan
terbatas) karena kebanyakan dari usaha tersebut dilakukan secara
kecil-kecilans, yait umodalnya tidak begitu pula halnya dengan hasil produksi
dan penjualannya. Contoh-contoh dari perusahaan yang seperti itu adalah penjual
sate, restoran, took kelontong, dan took makanans dan minuman. Keuntungan
terpenting dari perusahaans perseorangan adalah kebebasan yang tidak terbatas
yang dimiliki oleh pemiliknya. Ia sepenuhnya menguasai perusahaan tersebut dan
dapat melakukan apapun tindakan yang dianggapnya akan menguntungkan usahanya.
2.
Perusahaan
perkongsians atau firma Organisasi perusahaans seperti ini adalah organisasi
perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Mereka bersepakats untuk secara
bersama menjalankan suatu usaha dan membagi keuntungannya yangs diperoleh
berdasarkan perjanjian yang telah disepakatis bersama. Modal perusahaan
dikumpulkan dari anggota-anggota perkongsian itu. Adakalanyas mereka jugas
meminjam modal dari lembaga-lembaga keuangan. Disamping kemungkinan memperoleh
modal yang lebih banyak, kebaikan lain dari perusahaan perkongsian adalah
tanggung jawab bersama di dalam menjalankan perusahaannya. Setiap anggota
perkongsian mempunyais tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan
yang merekas dirikan.
3. Perseroan terbatas (PT) Dari segi jumlah produksi dan hasil
penjualan yang dilakukannya, organisasi perusahaan yang berbentuk perseroan
sterbatas adalahs bentuk perusahaan yang penting. Di Negara-negaras maju
sebagian besar hasil produksi nasiona ldiciptakans oleh perusahaans seperti
ini. Perusahaan-perusahaan besar kebanyakan berbentuk perseroan terbatas (PT).
kebaikan yang terpentings dari perseroan terbatas ini adalahs di dalam
kemampuanya memperoleh modal. Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan saham suatu bentuk surat berharga
yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah menjadi salah satu seorang pemilik
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
G.
KESIMPULAN
Dari pemahasan materi yang berjudul teori produksi ini maka
dapat saya simpulkan bahwa fungsi produksi adalah hubungan diantara
factor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi
produksi. Factor-faktor produksi seperti yang telah dijelaskan dapat dibedakan
kepada empat golongan yaitu: tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian
keusahawaan. Didalam teori ekonomi, didalam menganalisis mengenai produksi
selalu dimisalkan bahwa tiga factor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah,
modal dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlahnya. Dalam teori produksi
ada beberapa konsep yang perlu diketahui antara lain, produksi totoal (total
product/TP), Produk rata-rata (Average Product/AP), dan produk marjinal
(Marjinal Product/MP)
Teori Konsumsi
Faktor-Faktor
utama yang memengaruhi tingat konsumsi adalah Pendapatan, dimana korelasi
keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka
konsumsinya (C) juga makin tinggi : C = f(Y).
Teori Konsumsi Keynes
Menurut John
Maynard Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income)
berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi
menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan. C = a +bY => FUNGSI
KONSUMSI
Keterangan : C =
konsumsi seluruh rumah tangga (agregat)
a = konsumsi otonom, yaitu besarnya
konsumsi ketika pendapatan nol (merupakan konstanta)
b = marginal propensity to
consume (MPC)
Y = pendapatan disposable
Dalam hal ini,
pendapatan (Y) yang dimaksud oleh Keynes adalah :
Pendapatan
riil/nyata (yang menggunakan tingkat harga konstan), bukan pendapatan nominal
Pendapatan yang
terjadi (current income), bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan
pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan)
Pendapatan
absolut, bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.
b
adalah marginal propensity to consume (MPC) atau kecenderungan
mengonsumsi marginal, yaitu berapa konsumsi bertambah bila pendapatan
bertambah. Dan secara matematis dapat dirumus :
MPC = perubahan
C dibagi dengan perubahan Y atau MPC = C/Y
Dalam kurva
konsumsi, MPC menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva
konsumsi. Marginal propensity to save (MPS) adalah berapa tabungan
bertambah karena bertambahnya pendapatan.
MPC = perubahan
S dibagi dengan perubahan Y atau MPC = S/Y
Dimana : S =
tabungan dan Y = pendapatan.
Dalam kurva
tabungan, MPS menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva tabungan.
MPC + MPS = 1.
berarti MPS = 1 - MPC
Tidak semua
pendapatan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian ditabung (S).
Y = C + S
C = a + bY
Y = a + bY + S
S = -a + Y - bY
S = -a + (1-b)Y
Karena : 1-b =
MPS, maka
S
= -a + MPS(Y) atau
S = -a +sY => FUNGSI TABUNGAN
dimana : s = MPS
= 1-MPC = 1-b
Faktor - Faktor
Penentu Tingkat Konsumsi
Pendapatan rumah
tangga (Household income), semakin besar pendapatan, semakin besar pula
pengeluaran untuk konsumsi.
Kekayaan rumah
tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi juga akan
menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan
kendaraan bermotor.
Prakiran masa
depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga
barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak
membeli/belanja barang-barang.
Tingkat bunga
(Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat
merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara
tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.
Pajak
(Taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang diterima
masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
Jumlah dan
Konsunsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran
konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang didominasi penduduk usia
produktif/usia kerja (15-64 tahun) akan memperbesar tingkat konsumsi.
Faktor sosial
budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata
nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern.
Contohnya adalah berubahnya kebiasaan oranng Indonesia berbelanja dari pasar
tradisional ke pasar swalayan (super market).
0 komentar:
Posting Komentar